Lihat ke Halaman Asli

Pecandu Sastra

Jurnalis dan Penulis

Memaknai Perjalanan Meneguhkan Keimanan | 99 Cahaya di Langit Eropa

Diperbarui: 1 Juni 2023   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

99 Cahaya di Langit Eropa, Novel Hanum Salsabiela Rais dan Angga Almahendra. Gambar oleh Pecandu Sastra©2023. Istimewa

Makna sebuah perjalanan harus lebih besar dari pada menikmati keindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Bukan sekadar mengagumi dan menemukan tempat-tempat unik di suatu daerah dengan biaya semurah-murahnya. Tapi, perjalanan harus bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi, memperluas wawasan, sekaligus meneguhkan keimanan.

Kalimat pembuka yang saya kutip dari blurb Novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Angga Almahendra ini mengingatkan saya kembali akan makna sebuah perjalanan. Hal itulah yang terus saya terapkan pada diri, dari sebuah perjalan harus ada sesuatu yang berharga (pengalaman, wawasan, dan lainnya).

Memakai bahasa akrab dari kalangan santri pondok pesantren,  yaitu; rihlah. Rihlah ialah perjalanan ke suatu tempat dalam rangka mencari ilmu dan mengambil hikmah dengan tujuan akhir sebagai upaya meningkatkan level keimanan. Para ulama-ulama juga sejak dahulu melalukan hal demikian. Nah, buku 99 Cahaya di Langit Eropa ini merupakan bagian dari rihlah yang istimewa dari penulis. Karena perjalanan mereka bukan sekadar memanjakan mata (cuci mata), penyegaran otak (refreshing), melainkan bentuk dari rihlah. Sebab ada banyak pengetahuan dan ilmu yang dikupas dari perjalanan tersebut.

Banyak hikmah yang telah mereka petik dari perjalanan semasa tiga tahun berada di bumi Eropa. Membuka pemahaman terhadap perspektif yang baru, mendapatkan pengalaman spiritual yang tidak biasa, dan semakin terdorong untuk menjadi muslim yang kaffah melalui pesan yang terus mereka sampaikan sepanjang tulisan yang mengisahkan perjalanan mereka, yaitu; menjadi agen muslim yang baik.

BACA JUGA :

       • Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

       • Mengenal Rasa, Mengenal Diri, Mengenal Sang Cipta Rasa

Kehidupan kedua penulis di Wina, Austria, tidak hanya memberikan pengalaman hidup di tengah masyarakat yang pelan-pelan semakin tidak mempercayai akan adanya Tuhan, melainkan juga kedalaman tentang agama yang dipeluknya. 

Perjalanan keduanya ke berbagai negara di Eropa bukan saja berkisah tentang indahnya berbagai arsitektur, pesatnya kemajuan negeri Barat, namun juga menapak sejarah, sakit hati, kebanggaan, dan harapan akan masa depan Islam dan muslim di seluruh dunia.

Bagiku, buku ini amazing traveler, selain menambah wawasan, melalui buku ini juga kita diajak jalan-jalan menapaki Eropa dengan visualisasi dari imajinasi yang dihidupkan melalui rangkaian kata demi kata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline