Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Benarkah Pemilih Jakarta Cerdas?

Diperbarui: 5 April 2016   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Pemilih Cerdas II sumber gambar ; http://sinarharapan.co/foto_berita/15260214-pemilihCerdas.jpg"][/caption]

Sejumlah publik dan pengamat mengatakan bahwa 'Pemilih Jakarta Cerdas'. Untuk mengetahui kebenaran pernyataan tersebut harus ada penjelasan ilmiah dan faktual. Punya barometer jelas, ada bukti nyata sebagai model yang bisa dilihat dan dipahami secara sederhana.

Pernyataan 'Pemilih Jakarta Cerdas' juga bisa memunculkan pengertian relatif bahwa Pemilih Jakarta 'lebih' dibandingkan pemilih di daerah lain di Indonesia. Secara kebetulan (?) istilah Pemilih Cerdas lebih sering disematkan ke Pemilih Jakarta karena mereka dianggap 'sudah maju'.

Pengertian Pemilih Cerdas

Istilah 'Pemilih Cerdas' kini sering muncul di banyak media mainstream dan sosial media. Istilah ini relatif baru dalam demokrasi kita. Sebelum era reformasi (masa rezim Soeharto) istilah tersebur hampir tidak terdengar. Peran penguasa (Rezim Soeharto) dalam Demokrasi (khususnya pemilu) sangat besar dibandingkan rakyat pemilih menjadikan Pemilu (memilih pemimpin) hanya formalitas. Tokoh yang akan jadi pemimpin sudah diketahui publik sebelum agenda pemilihan dilakukan.

Setelah Rezim Soeharto tumbang berganti era Reformasi, sistem Pemilu pun ikut berubah. Demokrasi lebih terbuka. Peran rakyat jadi sangat besar terhadap demokrasi. Mereka lebih bebas memilih pemimpin sejak dari tahap mencari calon, masa kampanye sang Calon hingga pencoblosan. Pemilu menjadi pesta demokrasi yang sesungguhnya dinanti rakyat. Pada masa pasca reformasi inilah istilah 'Pemilih Cerdas' muncul.

Asal Kata 'Pemilih Cerdas'

Ada dua kata dalam istilah Pemilu Cerdas, yakni 'Pemilih' dan 'Cerdas'. Keduanya disatukan dalam konteks Demokrasi menghasilkan arti baru sebagai jargon dalam pesta Demokrasi.

Pemilih adalah orang yang secara undang-undang mempunyai hak suara dalam pesta demokrasi (pemilu atau pilkada).

Kata 'Cerdas' berarti sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya); tajam pikiran: sempurna pertumbuhan tubuhnya; sehat, kuat, (sumber ; kamus kbbi.com)

Pemilih Cerdas dapat diartikan orang yang punya hak pilih secara undang-undang, dan menggunakan hak pilihnya berdasarkan akal budinya. Mereka telah berpikir dan mengerti tentang orang yang dipilihnya. Mereka memilih pemimpin berdasarkan visi, misi, dan program si Calon Pemimpin. Jadi bukan semata pada 'perasaan/hati' dan ikatan primordialisme.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline