Lihat ke Halaman Asli

Apakah Karyawan Toksik Bisa Berubah?

Diperbarui: 2 Juni 2021   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karyawan toksik (Sumber: dragonimages via kompas.com)

Tidak ada lingkungan kerja yang karyawannya baik semua, demikian pula sebaliknya tidak ada lingkungan kerja yang semua karyawannya toksik. 

Di mana pun kita bekerja biasanya karakteristik karyawannya membentuk kurva normal, yang baik sekali dan toksik pasti sedikit, yang banyak tentu karyawan yang karakternya sedang saja. 

Saya tidak bisa membayangkan jika sebuah kantor karyawan toksik semua, bisa jadi pimpinannya pusing tujuh keliling. Jika ada karyawan yang toksik itu merupakan tantangan bagi pimpinan untuk membina dan mendidik karyawan toksik menjadi lebih baik.

Carl D Glikman (1981) salah satu tokoh pendidikan pernah menggambarkan karakteristik guru tapi bisa juga untuk gambaran umum karakteristik karyawan dengan beberapa adaptasi. 

Dengan menggunakan dua variabel, yaitu level kinerja dan level kompetensi, dibuatlah garis vertikal atau garis tegak sebagai level kompetensi yang ujung atas kompetensi tinggi dan ujung bawah kompetensi rendah. 

Garis tersebut dipotongkan dengan garis horizontal/garis mendatar sebagai level kinerja, ujung kiri kinerja rendah dan ujung kanan kinerja tinggi. Perpotongan garis vertikal dan horizontal membentuk empat kotak.

Kotak I atau Tipe I
Karyawan seperti ini memiliki kinerja rendah dan kompetensi juga rendah. Dia biasanya diklasifikasikan sebagai karyawan masa bodoh atau cuek. 

Kerja tanpa motivasi dan tidak mikir, hasil kerjanya serta tidak ada keinginan untuk meningkatkan kompetensinya. Jika ditegur atasan karyawan model seperti ini selalu menyalahkan orang dan mencari kambing hitam

Kotak II/ atau Tipe II
Tipe karyawan ini memiliki kinerja bagus tetapi kompetensinya rendah. Dia merupakan karyawan yang antusias dan energik dalam bekerja. 

Jika ada tugas yang dibebankannya, dia akan berupaya untuk menyelesaikan dengan baik. Apabila mendapat kesulitan, dia tidak malu-malu untuk bertanya kepada temannya. Sayangnya semangat kerja yang bagus bertolak belakang dengan kompetensinya.

Dia sering bingung jika ada tugas yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi, memang kemampuannya rendah. Karyawan seperti ini diklasifikasikan sebagai karyawan tidak fokus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline