Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com

Apa Salah Puan?

Diperbarui: 24 Mei 2021   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com

Mendadak ramai, ketika Ganjar dinilai keminter, dan tidak diundang dalam acara bersama Puan. Konsolidasi di Semarang, Ganjar Gubernur Jawa Tengah berkedudukan di Semarang, tidak hadir. Berseliweranlah asumsi, spekulasi, dan analisis.

Partai-partai politik mulai bergenit ria untuk mendapatkan keuntungan dari sana.  Wajar, karena posisi Ganjar di dalam survey meyakinkan. Kinerjanya juga moncer, ketenaran dalam hal prestasi juga bagus. Minim kontroversi dan sudah membuktikan bahwa ia layak bersaing untuk pilpres.

Trus salahnya Puan apa?

Ada narasi yang beredar, karena Ganjar terlalu getol main medsos dan dari sanalah ia populer, eits jangan salah, mau menggunakan medsos untuk populer juga sah-sah saja. Siapapun, apalagi memiliki dana dan sumber daya manusia yang bisa digerakkan, apa salahnya?

Puan itu menang tanpa kampanye dalam pemilihan anggota dewan, bukan hanya sekali, setiap kali. Artinya, ia sudah punya jaringan. Nah, mudah menggunakan jaringan ini untuk bermain media sosial. Bayar admin untuk menjalankan tentu saja dengan arahan dan konsep Puan.

Murah meriah kog media sosial itu untuk membrading diri, apalagi politikus. Nama Puan sudah tenar, hanya perlu lebih dikenal, terutama buah pikirnya seperti apa.

Tanggapi semua dinamika politik, isu sosial, ekonomi. Data-data A-1 semua. Lihat, amati, dan cermati arah arus angin ke mana. Aneh dan lucu saja sebenarnya. kedudukan ktua DPR, presiden dari partai yang sama. Kan enak.

Keliru ketika bersikap. Menyoal larangan mudik dan kedatangan TKA. Ini aneh dan lucu. Kebijakan pemerintah dan juga dewan pasti tahu soal investasi, pandemi, dan juga bagaimana keputusan itu diambil. Benar-benar salah langkah. Malah menghajar presiden dari partai sendiri.

Berani bersuara, jadikan itu panggung dan polemik, bukan malah diam setelah ramai. Dua kali paling tidak, padahal benar, mengapa mundur. Soal Padang dan Sumatera Barat yang menggejala sebagai kawasan intoleran. Sepanjang ada data, sumber jelas-jelas bahkan media pun sudah memberitakan, mengapa tajut?

Kesempatan untuk membangun citra diri dan itu sah-sah saja. Mengapa tidak. Lihat saja Ridwan Kamil besar karena media sosial. Fadli Zon juga penggila media sosial. Eh Ganjar pun demikian. toh banyak kesaksian, bagaimana Ganjar begitu cepat merespon laporan via media sosial dan langsung tertangani. Ini jembatan emas pemimpin justru.

Berbeda dengan model penggunaan media sosial oleh kelompok barisan sakit hati yang menebarkan narasi pembentukan persepsi. Apa yang Ganjar lakukan selama ini justru membantu ia sebagai pemimpin atau kepala daerah, tidak ada yang salah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline