Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Takut Menikah? Lakukan 8 Hal Ini

Diperbarui: 7 Februari 2023   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Menikah, dalam persepsi kebanyakan anak muda, adalah peristiwa yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu kehadirannya. Hati yang berdebar karena tidak sabar. Rasanya ingin segera menikahi orang yang sesuai pilihan hati. Namun ternyata tidak semua orang happy dengan pernikahan.

Ada beberapa kalangan yang justru takut menikah, menganggap pernikahan sebagai beban yang sangat memberatkan. Ada perempuan lajang yang mengalami trauma, sehingga dirinya ketakutan menikah. Ada lelaki lajang yang tidak berani untuk mengambil keputusan menikah, karena selalu dibayang-bayangi ketakutan.

Sebagian anak muda ketakutan menikah, disebabkan trauma yang muncul akibat keretakan pada rumah tangga orang tuanya. Setiap hari ia menyaksikan ayah dan ibunya bertengkar hebat, apalagi ketika dibarengi dengan peristiwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Bentakan, caci maki, pukulan, tendangan, dan berbagai kekerasan psikologis maupun kekerasan fisik yang dipertontonkan oleh ayah dan ibu di depan anak-anak, berpotensi menimbulkan trauma pada anak-anak. Apalagi ketika tidak tampak adanya usaha untuk saling berbaikan, justru dilanjutkan dengan perceraian dan tuntut menuntut.

Sebagian yang lain takut menikah karena khawatir penolakan dan kekecewaan yang akan muncul dari pasangan. Sangat banyak kejadian perceraian dan pertengkaran suami istri yang dipicu oleh adanya kekecewaan terhadap pasangan. Suami kecewa dengan sikap istri, demikian pula istri kecewa dengan sikap istri.

Ada pula yang kecewa karena kondisi fisik yang tidak sesuai harapan. Ada yang kecewa karena ketidaksetiaan pasangan. Ada yang kecewa karena kondisi ekonomi yang tidak sesuai harapan.

Berbagai jenis kekecewaan pada banyak kalangan suami istri ini menyebabkan sebuah trauma dan ketakutan menikah pada sebagian anak muda.

Sebagian yang lain takut menikah karena kekhawatiran yang berlebihan bahwa dirinya tidak akan bisa membahagiakan pasangan. Seorang lelaki lajang khawatir tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup berumah tangga, disebabkan sulitnya mencari kerja yang memberikan penghasilan layak.

Seorang perempuan lajang khawatir tidak bisa mendapatkan suami yang bisa bertanggung jawab terhadap kehidupan berumah tangga.

Kekhawatiran ini didukung oleh adanya fakta, bahwa perceraian di Indonesia sangat banyak dipicu oleh faktor ekonomi. Sebagian yang lain takut menikah (lagi) setelah gagal membangun rumah tangga bersama pasangan sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline