Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Seekor Burung Pipit Merusak Kebahagiaan Keluarga

Diperbarui: 4 Agustus 2015   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="ilustrasi : www.hulkdwallpapers.com"][/caption] Dalam kehidupan berumah tangga, konflik lebih banyak dipicu oleh hal-hal yang kecil dan sederhana. Bukan terkait dengan hal-hal yang bercorak ideologis, namun justru didominasi oleh hal-hal praktis dan teknis. Salah satu pemicu konflik suami istri adalah tingginya ego pada kedua belah pihak. Masing-masing berusaha memenangkan egonya dan mengalahkan pasangannya.

Seakan-akan merasa belum puas kalau pasangannya belum dikalahkan dan belum bertekuk lutut kepadanya. Dengan ego yang sangat tinggi seperti ini, maka segala sesuatu bisa berubah menjadi pertengkaran dan konflik. Hal-hal yang jika dipikir secara mendalam dan dewasa tidak akan menimbulkan masalah, bisa meledak menjadi pertengkaran yang hebat, karena semua pihak selalu ingin memenangkan egonya.

Kisah si Burung Pipit

Pada suatu hari, seorang suami menangkap burung pipit kecil, dan membawanya pulang ke rumah. Sesampai di rumah, dimasukkan burung pipit itu ke dalam sangkar. Dengan bangga ia menunjukkan burung pipit itu kepada sang istri.

"Lihat, betapa elok burung pipit jantan ini", ujar suami.

"Iya memang indah. Tapi ini burung pipit betina", jawab istri.

"Tidak. Ini jantan !" sang suami tidak mau mengalah.

"Betina!" sang istri pun bertahan.

"Lihat yang benar. Burung ini jelas-jelas jantan", ujar suami.

"Kamu yang salah lihat. Ini jelas burung betina", sergah sang istri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline