Lihat ke Halaman Asli

Padeh Paceh

seorang yang ingin belajar mensyukuri

Kata Maaf dari Pemalas

Diperbarui: 27 Mei 2020   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Berakhirnya bulan terbaik sepanjang masa, kebaikan yang tak terhingga serta dilipatgandakan dan tempat pelatihan untuk menjaga seberapa kuat dan mampu untuk melewati setiap badai kehidupan.  

Semua menjadi kesatuan kesabaran kemalasan keuletan dalam liku jalan ini. Kemampuan mengelolahnya menjadi mudah dan simple dapatkah dilakukan?  Semua tergantung rasa. 

Ketika rasa dan galau beradu dan bercampur.  Manakah yang lebih kuat antara keduanya? Maka munculnya kemalasan. Malas sebuah kata yang mudah diucapkan dan dilaksanakan, mengganggu setiap waktu dan selalu hadir. 

Banyak hal yang diucapkan mulai dari hal tak pentinglah, capek, bosan, karena memang tak penting dan gak perlu kata simalas. Cuma iseng doang sembari mencari jalan keluar yang gampang dan tak sulit. 

Karena sudah sifatnya mau kemudahan cepat dan bertahan lama dengan kualitas terbaik murah meriah. Yah begitulah. 

Sekiranya malas dapat memaafkan setiap langkah. Maka terbukalah pintu hati untuk bisa menerima setiap peluang yang ada.... Maafkan aku malas

Salam malas 

Paceh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline