Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Aku dan Bengkulu, Seakan Dikepung oleh Coronavirus

Diperbarui: 30 Maret 2020   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Fatmawati, Bengkulu. bengkuluekspress.com

30 provinsi di seluruh Indonesia, itulah peta sebaran kasus positif coronavirus per tanggal 29 Maret 2020. Berarti, hanya bersisa 4 provinsi lagi yang masih bebas dari paparan coronavirus. Termasuklah di dalamnya provinsi Bengkulu.

Aku tinggal di kota Curup, yang berjarak 90 KM dari pusat kota Bengkulu dan tidak begitu jauh dari Gunung Kaba. Di sini cukup dingin, dan akhir-akhir ini lebih dingin. Bisa jadi efek sepinya masyarakat yang berlalu-lalang, atau lapisan Ozon di atas rumahku yang menebal.

Karena belum ada konfirmasi pasien terpapar coronavirus, daerahku cukup tenang. Petani tetap bekerja, dan sebagian besar pasar tetap beroperasi. Hanya saja, sesuai dengan perintah Gubernur, siswa-siswa dan para guru dipersilahkan meninggalkan sekolah untuk sementara.

Kami, dan kita semua memaklumi keputusan itu. Lagi-lagi tindakan pencegahan lebih diutamakan. Bukan hanya perkataanku, tapi juga nukilan dari kaidah Fiqh. Akan begitu sakit kiranya jika wabah ini datang dan kemudian merasuki banyak warga di Curup dan Bengkulu.

Kira-kira dua minggu yang lalu, sempat terdengar berita hoaxs yang berisikan informasi bahwa ada salah satu pejabat yang terpapar coronavirus. Curup tempatku tinggal gempar, kabupaten Kepahiang tempatku kerja pun ikut gempar.

Beruntung informasi itu hoaks dan pembenarannya adalah, pejabat tadi masih dalam pemantauan. Atau, yang hari ini lebih dikenal dengan sebutan ODP. Ya, jangankan masyarakat awam, aku pun tidak tahu dengan istilah-istilah baru semacam ini.

Wajar bila kemudian teman-teman seperjuangku yang bekerja sebagai petugas medis begitu berdebar. Grup kerja kami yang awalnya sepi, tiba-tiba ramai hanya untuk membahas berita hoaxs itu.

Tapi beruntung, pihak keamanan langsung mengonfirmasi berita angin tersebut dan melegakan warga Bengkulu seutuhnya. Kiranya bukan hanya aku dan kami warga Bengkulu yang mudah percaya dengan berita baru, tapi mayoritas penduduk Indonesia juga demikian.

Ibaratkan kita sedang menghembuskan balon, tiba-tiba ada seseorang yang menusuknya dengan jarum hinggalah balon itu meledak. Terkejut, kan? Tentu saja.

Dan beberapa hari ini, kabar-kabar angin masih terus berlalu-lalang dan hinggap di berbagai forum media sosial. Ada isu bahwa pasar-pasar di tempatku bermukim akan diblokade untuk sementara waktu. Tapi, lagi-lagi isu ini hoaks dan warga sekitar sudah keduluan panik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline