Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Tukang Foto juga Butuh Pemanasan

Diperbarui: 4 November 2017   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raf yang makin trengginas I Foto OtnasusidE

Melihat petenis Lahat berlatih di Pelatda untuk Porprov Sumsel 2017 sungguh mempesona. Mereka berjibaku di Lapangan Tenis Tiara Lahat pagi, siang dan sore. Terik matahari dinikmati. Lelah dinikmati. Haus dinikmati. Kulit menghitam dinikmati.

Sebelum latihan, sang pelatih, Mas Wit dan Om Vel biasanya meminta pada petenis baik putra maupun putri untuk melakukan pemanasan. "Jangan malas. Nanti ototmu yang sakit. Ayo pemanasan lah dulu. Bagaimana mau main dengan kekuatan dan daya tahan kalau ototmu tidak dipanaskan terlebih dulu. Terkejut. Kram nanti," kata Mas Wit.

Petenis pun biasanya lari kecil dan kemudian sprint serta melakukan senam pelemasan otot untuk kepala badan tangan dan kaki. Setelah itu baru melakukan pukulan yang ringan dan kemudian baru melakukan pukulan yang keras.

Diriku yang biasanya membawa satu tas hitam berisi dua kamera dan dua lensa plus satu blitz ditambah batere kamera dan asesoris tambahan pagi itu langsung tune in mengambil petenis berlatih. Sambil menyelempangkan tas di pundak kanan, akupun mengambil gambar. Baru mengambil beberapa petik tiba-tiba pundak kananku terasa sakit.

Sakitnya sampai aku mengaduh. "Kenapa Om?" tanya Mas Wit. "Tiba-tiba sakit otot di pundak kananku," kataku.

Akupun duduk di bangku. Beristirahat. Padahal aku ingin mengambil gambar petenis sedang melakukan servis.  Aku masih butuh gambar ketika petenis sedang melakukan ground stroke. Aku ingin ketika petenis sedang melakukannya ada bola di depannya.

Mengambil gambar seperti itu jelas membutuhkan kesabaran. Tidak bisa satu kali ambil langsung jadi. Apalagi aku baru menyukai mengambil gambar.

Tanganku pun memijit-mijit pundak kananku. Mas Wit yang melihat tingkahku lalu meminta Om Vel untuk memimpin latihan. Ketika tangan Mas Wit memegang pundakku. "Tadi tidak pemanasan dulu sih. Ini ototnya kram," katanya.

Lepas deh gambar keren pagi ini pikirku. Walah coba aku panggil Mbah Jarwo yang jaga mess, infonya si mbah bisa ngurut. Aku pun menelpon si mbah. "Mbah bisa ke lapangan tenis. Ini cucumu lagi kram ototnya," kataku. "Yang bener". "Serius".

Si mbah pun datang. "Walah Pak Bos. Siapa yang kram," ujar Si Mbah Jarwo. "Nih," kataku sambil menunjukkan pundak kananku.

Si mbah pun mengeluarkan geliga krim, mencoleknya sedikit  lalu mengurut pundak kananku hingga ke belakang. Rasa hangat meresap ke otot.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline