Lihat ke Halaman Asli

Cerita Pengalaman Kampus Mengajar 2

Diperbarui: 24 Desember 2022   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Selalu ada makna pada setiap pertemuan, begitupula selalu terhadir cerita tanpa kata kebetulan. Tanggal 23 Juli 2021 pukul 10.36 WIB aku menerima e-mail mengenai pengumuman seleksi akhir program Kampus Mengajar Angkatan 2. Pada e-mail tersebut aku dinyatakan lulus dalam program MBKM Kampus Mengajar Angkatan 2 dengan sekolah penempatan SD N 2 Tlogopayung.

Program Kampus Mengajar Angkatan 2 bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan yang ditujukan bagi seluruh mahasiswa dibawah naungan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi untuk mengambil peran khususnya dalam bidang pendidikan. 

Seluruh mahasiswa dengan latar belakang pendidikan maupun non- pendidikan, itulah alasanku mendaftarkan diri dalam program ini dengan penuh percaya diri walaupun aku bukan mahasiswa yang nantinya akan menyandang gelar Sarjana Pendidikan.

Dokumentasi Pribadi

Di masa pandemi ini, perubahan besar terjadi pada bidang pendidikan. Sekolah yang awalnya menjadi tempat paling dituju setiap pagi, tiba- tiba pembelajaran dilakukan di rumah dengan teknologi modern yang sangat canggih didukung oleh kebijakan pembelajaran daring oleh pemerintah. Dalam kenyataannya, tidak semua sekolah mampu melaksanakan kebijakan tersebut, bahkan dalam keadaan yang baik, Indonesia telah tertinggal dalam kemampuan literasi, sehingga semua pihak perlu untuk ikut berperan dalam masa depan bangsa melalui bidang pendidikan, kepedulian inilah menjadi alasanku mendaftar program Kampus Mengajar Angkatan 2.

Jalan Curug Semawur No.22, Desa Pikatan, Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal, itulah alamat dimana aku akan mengabdi. Nama sekolah yang bahkan tidak pernah aku dengar sebelumnya dan daerah yang belum pernah kujajaki sama sekali, aku bertekad menyiapkan diri dengan apapun yang akan kuhadapi disana karena inilah sedikit bentuk pengabdianku di masa pandemi. 

Menuju sekolah dalam perjalanan, aku menempuh sekitar 1,5-2 jam dari rumah untuk sampai di sekolahan. 

Perjalanan menuju sekolahan bukanlah dengan medan yang mudah, aku melewati tengah hutan, tebing- tebing, dan jalanan yang berkelok naik dan turunan tajam. Sekolahan ini ternyata terletak di kaki Gunung Prahu, salah satu gunung dengan tapal batas antara 4 kabupaten, salah satunya Kabupaten Kendal. Kecamatan Plantungan merupakan dataran tinggi di Kabupaten Kendal dengan pemandangan hijau dan udara khas pegunungan. 

Sedangkan aku bertempat tinggal di daerah Kaliwungu, dataran rendah di Kabupaten Kendal yang berbeda jauh secara geografis oleh wilayah Plantungan. Ternyata walaupun kami masih dalam satu Kabupaten, aku menyadari kami memiliki kultur dan dialek bahasa yang berbeda pula, sehingga aku perlu beradaptasi setelah melakukan observasi disana. 

Dokumentasi Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline