Lihat ke Halaman Asli

Yosep Mau

Debeo Amare

Individuasi Duns Scotus dan Nominalisme Ocham

Diperbarui: 20 Maret 2022   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pic. stringfixer.com

Jhon Duns Scotus  dan William Ocham adalah seorang filsuf sekaligus teolog yang mana pemikiran-pemikiran mereka sangat fundamental di abad pertengahan. Pada kesempatan ini, kita akan belajar mengenal pemikiran-pemikiran mereka tentang prinsip individuasi dan nominalisme.

Prinsip individuasi Duns Scotus tidak terletak pada materi ataupun forma. Sebab bagi Duns Scotus, Materi merupakan dasar indistingtif dan inderteminatif realitas. Sehingga mustahil dapat menjadi prinsip distingtif (pembedaan) dan diversitas (perbedaan) sedangkan, forma merupakan substansi atau hakikat umum yang mendahului universalitas maupun singolaritas, sehingga forma bersifat indiferen terhadap keduanya.

Maka letak prinsip individuasi pada "realitas tertinggi ada" yang menentukan dan menyatukan hakikat umum pada individualitas, ad esse hanc rem. Realitas tertinggi dinamakan HAECCEITAS. Haecceitas merujuk pada determinasi tertinggi yang total materi, forma dan gabungan keduanya. Haeccitas merupakan prinsip pemersatu dan pembatasan yang menyempitkan dan mendefinisikan hakikat umum yang indiferen dalam keterbatasan individu tertentu.

Duns Scotus juga memperkenalkan sebuah distingsih baru yang menyingkirkan pemisahan dan pembedaan numerik term-term yang berbeda, yaitu distingsi real. Distingsi real merupakan distingsi formal. Distingsi real mengalir dari determinasi real haecceitas. Dengan haeccitas Duns Scotus menunjukkan nilai metafisik individu. Sebab individualitas merupakan kesempurnaan tertinggi substansi metafisika, yang membentuk kepenuhan akhir dan aktualitas secara penuh substansi tersebut.

wikipedia.org

Di sisi lain Ocham dengan pemikirannya yang menarik berbicara tentang nominalisme. Nominalisme Ocham berangkat dari hakikat universal yang terbentuk dari proposisi term-term (yang dipikirkan, oral dan tertulis). Term sendiri merupakan obyek yang menempati suatu locus dan fungsi term itu dinamakan SUPPOSITIO.

Ada tiga jenis Suppositio, pertama, term memaknai kata itu, misalkan manusia adalah sebuah kata. Manusia menempati locus kata manusia dalam materialitasnya. Maka suppositio ini disebut suppositio materialis. Kedua, term berarti individu konkrit. Contoh: Manusia berlari. Yang berlari bukan kata manusia melainkan seorang pribadi, sehingga suppositio ini disebut suppositio personalis. Ketiga, term memaknai sesuatu yang umum, seperti manusia adalah sebuah spesies. Kata manusia tidak mengacu pada individu tertentu, tetapi pada komunitas (konsep), sehingga suppositio dinamakan suppositio simpleks.

Berkaitan dengan suppositio simpleks Ockham menyodorkan dua hal: Pertama, Segala sesuatu yang riil adalah individual, genus dan spesies tidak bermakna apa-apa di luar pikiran. Kedua, Individu-individu diklasifikasikan oleh pikiran dalam genus dan spesies. Jadi, realitas yang bertalian dengan yang universal adalah individu.

Ocham juga melihat bahwa term atau nama yang dipakai untuk membuat proposisi merupakan tanda sign atau pengganti yang menempati locus yang berkaitan dengan individu bersangkutan. Tanda atau pengganti mengacu pada hal yang hakiki per natura: asap menandai api maupun mengacu pada kesepakatan. Semua term memiliki daya memaknai yang lain dan semua pengenalan dibangun di atas dasar suppositio personalis yang memuat term atau nama dalam suatu diskursus. Karena itu doktrin Ocham senantiasa disebut nominalisme atau terminisme.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline