Lihat ke Halaman Asli

Nekat Membeli Rumah Tunai ? Selamat! Terwujud setelah 69 Tahun

Diperbarui: 29 September 2017   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Perbedaan zaman membentuk perbedaan pola pikir,seperti ayah yang menganggap membeli rumah sebaiknya menggunakan uang tunai bukan cicilan sedangkan saya masih mempertimbangkan KPR.

Awal tahun lalu, keluarga dipusingkan dengan keinginan ayah untuk pensiun, dan pindah jauh dari hiruk -- pikuk kota Jakarta mencari suasana baru, yang lebih sejuk,tenang, dan nyaman serta memanjakan mata.

Hasil rapat keluarga mengeluarkan dua pilihan .... Pantai atau Puncak, pilihan itu dijatuhkan berdasarkan keinginan ayah menikmati hidup dan bersantai layaknya seorang pensiunan.

Pantai dipilih menjadi destinasi pertama lalu, satu - persatu dari kami mulai mencari dan mensortir informasi, sedikit banyak kami mulai menentukan beberapa tempat dengan view yang bagus menghadap laut. Sempat saya sarankan pulau pramuka namun ditolak karena sulitnya akses.

Selang beberapa hari ayah dan adik perempuan saya Cleo, mensurvey tiga rumah di kawasan Pantai Carita pandeglang, Banten. Mereka menemukan tempat yang bagus dengan view langsung ke arah pesisir pantai.

 Saat itu musim kemarau berkepanjangan, panas terik dan jalan yang rusak beserta debu menemani perjalanan mereka sehingga terbesit keraguan. Bukan hanya hal itu beberapa hal mulai di pertimbangan dari akses,keamanan,dan cuaca serta kondisi jalan..

Namun yang paling memberatkan pertimbangannya adalah harganya yang tidak masuk, lalu kondisi rumah yang membutuhkan renovasi besar-besaran dan surat yang belum SHM(Sertifikat Hak Milik).

Kapok dengan jalan berdebu dan cuaca yang panas, ayah mengubah haluan pencarian rumah ke daerah puncak, menyasar sejuknya udara dan lagi-lagi pemandangan yang memanjakan mata. Tak memerlukan waktu lama hingga kami menemukan Villa Nusa Permai,Cugenang, Cianjur Jawa Barat.

Sebuah komplek villa dengan fasilitas yang cukup salah satunya adalah keamanan 24 jam dan kebersihan, villa tersebut telah memikat hati ayah dari hari pertama kunjungan, bagaimana tidak? Komplek ini terletak di punggung Gunung Gede.

Perlu diakui pemandanganya yang indah dan udaranya sejuk namun tetap tidak menarik minat saya untuk melanjutkan hidup di sini, sama seperti di Pantai Carita beberapa rumah disini hancur dan suratnya pun kebanyakan masih HGB (Hak Guna Bangun) mati. Sekalinya ada yang telah sertifikat SHM bangunanya hancur, beruntung harganya masih masuk.

Saya dan ayah memiliki sudut pandang berbeda dalam pemilihan rumah, bagi saya rumah adalah salah satu asset terpenting dari semua asset, dengan umur saya yang masih jauh dari usia pensiun tentu saya lebih memilih rumah yang berada ditengah kota atau yang rada minggir sedikit, karena masih terlalu banyak kepentingan pekerjaan di kota Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline