Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Maria Margaretha, Politisi Perempuan yang Berusaha Menembus Batas

Diperbarui: 1 April 2019   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Maria Margarteha ketika blusukan di Jakarta Utara 

Maria Margaretha T, SE, Pontianak 5 Februari 1967. Menyelesaikan masa kecil hingga SMA di Pekalongan, Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jakarta, dan menyelesaikan Studi Ekonomi di salah satu Universitas Swasta hingga jenjang S 1.

Setelah menyelesaikan  studi, Merry, demikian panggilan akrab Maria Margaretha, terjun ke dunia bisnis, serta fokus pada usaha perikanan dan pertambangan nikel. Keberhasilan pada pada bidang bisnis serta banyak interaksi bersama para pengusaha dan para pekerja (dan keluarganya), menjadikan Merry terpanggil untuk bukan 'sekedar menjadi pengusaha,' melainkan ikut mengambil bagian dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, budaya, serta politik.

Dan, untuk mencapai hal tersebut, ia harus terjun ke dunia politik praktis, bahkan meNjadi salah satu anggota legislatif di Daerah atau pun tingkat Nasional. Oleh sebab itu, tahun 2015 Merry pun memulai dari hal yang mendasar yaitu sebagai relawan politik di Jakarta. Sebagai relawan, ia banyak belajar dan berinteraksi dengan para politikus, serta menunjukkan keterpihkan kepada rakyat di banyak tempat.

Pada sikon itu, Merry mampu memperkenalkan diri kepada publik, bukan sekedar sebagai perempuan, penguasa, relawan, dan aktivis, tapi juga sosok yang pas dan serta cocok sebagai 'yang memperjuangkan aspirasi dan kepentingan publik' ke jejang lebih tinggi. Berdasarkan pengalaman tersebut, pada tahun 2018, Nasdem menunjuk Merry sebagai salah satu calon anggota legislatif di Dapil 3 DKI Jakarta untuk wilayah Tanjung Priok, Pademangan, Penjaringan.

Berusaha Menembus  Dominasi Politik

Tidak dapat disangkal bahwa para aktivis politik, dhi, politikus, pada banyak tempat, termasuk di Indonesia, didominasi oleh laki-laki; hanya sedikit dari kalangan perempuan. Hal tersebut, mungkin karena ada semacam adagium bahwa mencari politisi perempuan berkualitas sangat sulit. Persoalan lainnya yang menjadi kesulitan parpol adalah membangkitkan antusiasme perempuan untuk terjun ke dalam politik; hal itu akibat dari kekhawatiran perempuan terkait maraknya praktek politik transaksional di internal partai dalam pencalonan anggota legislative, serta takut mau terjun ke politik atau mahar politiknya.

Selain itu, ada juga akibat 'peremehan lama' bahwa tempat paling tepat untuk perempuan adalah rumah dan segala urusannya; dan jika mau aktif, maka cukup pada urusan sosial, budaya, pendidikan, dan bisnis, tapi bukan sebagai politisi.

Tetapi, faktanya, keterlibatan  perempuan pada bidang politik sudah merupakan kemutlakan yang tak terelakan. Hal itu, menurut Kaukus Perempuan Politik Indonesia atau KPPI bahwa proses demokrasi di Indonesia mengarah pada upaya pemenuhan, perlindungan dan pemberian jaminan hak-hak perempuan, termasuk dalam bidang politik, sebagai hak asasi yang harus dipenuhi negara. Dengan demikian,  perempuan bisa berperan dalam gerakan perubahan situasi sosial dan politik yang menyejahterakan kaum perempuan; serta, dasar perjuangannya adalah intisari semangat proklamasi sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Upaya agara adanya peran peran perempuan di/melalui lembaga legislatif memang sudah disepekatai agar keterwakilan perempuan minimal 30 % di urutan nomor 1 pada daftar calon legislatif pada Parpol di Dapil, namun faktanya belum terlaksana sepenuhnya.  Nah, Maria Margaretha merupakan satu dari sekian banyak Perempuan Nasdem, yang berupaya menembus batas tersebut. Ia dan teman-teman lainya, dengan agak tertatih-tatih, tetap berupaya keras menampilkan diri di hadapan calon pemilih agar nanti memilih dirinya. 

Secara khusus, Maria Margaretha adalah satu dari sekian banyak perempuan yang berusaha menembus batas dominasi laki-laki pada bidang politik; menurut tuturannya, semuanya ia mau lakukan karena keterpanggilan untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi, dan pendidikan, bahkan sebisa mungkin ikut berjuang agar terjadinya perubahan pada pengambilan kebijakan publik, sehingga kena mengena dengan kebutuhan masyarakat, sekaligus memudahkan mereka berusaha atau pun melakukan  kegiatan ekonomi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline