Lihat ke Halaman Asli

Tinta Ungu

Psychology Enthusiasm

Psikologi Unesa Gagas Aplikasi Penunjang Kesehatan Mental bagi Pasien Covid-19

Diperbarui: 28 Januari 2022   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pandemi virus covid-19 memasuki babak baru, saat ini varian covid terbaru yaitu Omicron menjadi kekhawatiran banyak pihak setelah sebelumnya Dunia dan juga Indonesia melalui melonjaknya kasus yang disebabkan oleh varian Delta. 

Seperti diketahui Pandemi Covid-19 adalah masalah kesehatan global yang dampak dari virus ini pada kesehatan global bergantung pada karakteristik masing-masing varian, bukti penularan cepat dari manusia ke manusia, tingkat keparahan penyakit yang dihasilkan, dan sumber daya medis dan non-medis yang tersedia untuk mengendalikan dampak wabah virus, misalnya vaksin, obat perawatan, protokol isolasi, sumber daya ekonomi untuk mendukung karantina, dll (Supriatna, 2020).

COVID-19 telah menyebar dengan cepat ke beberapa negara di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai pandemi global pada Maret 2020 lalu sebagaimana diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia, kasus infeksi meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir seperti yang terjadi di seluruh dunia disebabkan oleh varian Omicron. 

Selain dampak secara fisik pada pasien yang terinfeksi Covid-19, telah dikemukakan bahwa perasaan takut, ketidakpastian, kesepian serta stres, kecemasan, dan depresi juga dilaporkan sebagai dampak penyerta pada populasi secara umum di seluruh dunia setelah munculnya kasus COVID-19. 

WHO juga menyatakan bahwa ada empat tahap potensial respons psikologis terhadap pandemi yaiitu: stres dan ketakutan, kecemasan dan panik, kemarahan dan penolakan, penerimaan, dan resolusi. Selain pada pasien aktif, ternyata karantina atau pasien yang menjalani isolasi mandiri baik di kediaman pribadi atau lokasi-lokasi yang disediakan oleh pemerintah memiliki dampak yang relevan pada kesejahteraan subjektif dan tingkat stres pribadi.

Merespon kondisi tersebut dan menyadari pentingnya menjaga Kesehatan mental dalam proses pemulihan dan penyembuhan dari Covid-19. Tim Psikologi dari Universitas Negeri Surabaya mengembangkan Aplikasi KAWAN ISOMAN (Aplikasi penunjang Kesehatan Mental bagi Pasien Isoman Covid-19). 

Aplikasi yang dirancang oleh Tim Psikologi Universitas Negeri Surabaya diketuai oleh Onny Fransinata Anggara, M.Psi.,Psikolog, Nanda Audia Vrisaba, M.Psi.,Psikolog, Anugrahani Sabillia Noor Pratama, S.Psi,  beranggotakan juga dari mahasiswa Psikologi UNESA, serta Ibu Meita Santi Budiani, M.Psi., Psikolog selaku mentor dari Tim ini.

Aplikasi yang sedang dikembangkan ini rencananya akan dirilis sekitar bulan februari tahun 2022. Hadirnya aplikasi ini selain memberikan bantuan bagi pasien untuk tetap dapat menjaga Kesehatan selama menjalani Isolasi Mandiri Covid-19, juga merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab bersama untuk mengentaskan permasalahan yang dialami oleh orang banyak. 

Selain itu pengembangan Aplikasi ini juga merupakan bukti bahwa para akademisi yang berasal dari luar bidang Kesehatan juga memberikan perhatian dan dukungan yang besar terhadap penyelesaian kondisi pandemi ini.

Pengembangan aplikasi ini merupakan proyek social yang memang ditujukkan kepada masyarakat khususnya pasien yang menjalani isolasi mandiri Covid-19 sehingga nantinya secara mental dan Phisical para pasien diharapkan dapat pulih dengan lebih cepat. 

Pengembangan aplikasi Kawan Isoman di support oleh Pertamina Foundation, Jurusan Psikologi Universitas Negeri Surabaya serta elemen mahasiswa baik dari alumni maupun mahasiswa aktif jurusan psikologi UNESA. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline