Lihat ke Halaman Asli

Ongky Hojanto

Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan

Sejarah Public Speaking

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sekitar 2.500 tahun yang lalu di Athena kuno, para pemuda diminta untuk memberikan pidato yang efektif sebagai bagian dari tugas mereka sebagai warga negara. Selama waktu itu Socrates (c.469-3998 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) mengajarkan murid mereka filsafat dan retorika. Retorika menurut Plato adalah "seni memenangkan jiwa oleh wacana."

Demokrasi saat berkembang saat itu semua warga harus mampu berbicara dalam legislatif dan bersaksi di pengadilan. Warga bertemu di Sidang besar di pasar (agora) untuk membahas isu-isu perang dan ekonomi dan politik.Ditambah dengan lembaga Pengadilan Rakyat oleh Sage, Solon, di 594-593 SM, dimana warga bisa membawa keluhan-keluhan mereka ke pengadilan dan berdebat kasus mereka. Saat itu, tidak ada pengacara dan karena orang sering menggugat satu sama lain , sehingga penting bagi setiap warga negara untuk memiliki kemampuan komunikasi untuk dirinya dan keluarganya.

Aristoteles mengidentifikasi unsur-unsur dasar dari pidato yang baik dan persuasi sebagai Ethos, Logos, dan Pathos. Ethos (kredibilitas, keterpercayaan) dari pembicara menurut Aristoteles sangat penting, Logos (logika) dibalik semua penjelasan yang dipaparkan oleh pembicara, isi dari presentasi haruslah valid dan jelas dan pathos (daya tarik emosional) ini adalah unsur penting untuk membangun hubungan antara pembicara dan pendengar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline