Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Puisi | Aksara-aksara Pesan yang Membeku

Diperbarui: 7 Desember 2019   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tubuhku penuh lebam, bukan peristiwa
sedih yang menangkup hati, tapi aksara-aksara
yang datang dan pergi menerjangku.

Dari pagi hingga malam aksara-aksara itu menembus dadaku,
hidung, pundak, lengan kanan dan juga menyeret-seret kakiku.

Aku tak tahu siapa aksara-aksara itu, begitu kuat
menerobos zaman. Dia bukan bosku, juga bukan guruku,
apalagi walikota yang siaga saat hujan di persimpangan
banjir.

Aksara-aksara itu telah memenjara kedua mataku
pada gulita yang belum pernah kujumpai sebelumnya.
Kadang-kadang ia berkisah tentang berita palsu, mengajak
begadang serta duduk-duduk mengabaikan percakapan. 

Pernah suatu hari aksara-aksara itu kutangkap,
kusimpan dalam kotak penuh hantu, tapi ternyata
aku sendiri yang ketakutan. Jangan-jangan aksara-aksara
meninggalkanku dalam kamar.

Sampai kini, aksara-aksara terus berlarian kesana-kemari,
kecuali di sebuah tanah lapang yang dipenuhi regu tembak.

Disana aksara-aksara pesan terakhir telah membatu, siapa
peduli dan ambil hati. Sebab lukanya lebih parah dibanding
terjangan di tubuhku.


MALANG, 6 DESEMBER 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline