Lihat ke Halaman Asli

Haryadi Yansyah

TERVERIFIKASI

Penulis

Melawan Ketindihan Saat Perjalanan di Eropa dalam Novel "Ethile! Ethile!"

Diperbarui: 15 November 2021   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source image Diva Press

Sejak masih berstatus sebagai mahasiswa, belasan tahun lalu, malam-malam Venn tidak selamanya dilalui dengan mulus. Di waktu-waktu tertentu, saat dirinya lelah, lupa berdoa dan tidur dalam cahaya temaram, Venn akan didatangi sesosok makhluk yang serta merta akan mengajaknya "bertarung".

"Kali ini dia datang dari almari pakaian. Tubuhnya tinggi-besar, berambut pendek, wangi bunga tanjung, dan kedua tangan besar yang berusaha menggapai-gapai saya." Hal.15. "Hal paling memalukan pada bagian ini adalah, bahwa dalam kemenyerahan darinya itu, semua suara dan bahasa tubuh yang saya kira hanya berlangsung dalam Dunia Antara tak jarang terekspresikan secara verbal dan visual dia atas tempat tidur. Ketika itu terjadi, sesiapa yang berada di dekat saya, pasti akan mengira saya mengigau atau yang lebih parah adalah menganggap saya sedang diganggu setan atau mengalami mimpi basah yang hebat." Hal.16.

Dalam bahasa sederhana, Venn mengalami ketindihan. Satu peristiwa yang dalam dunia medis dikenal dengan istilah sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Untungnya, teman-teman satu kontrakannya sudah paham dengan itu.

Venn kini menjadi penulis besar. Dia sudah menghasilkan puluhan buku yang sebagian memenangkan penghargaan di tingkat nasional. Bahkan, ada bukunya yang sudah tumbuh di medium yang baru: film.

Tak hanya sukses secara karir, kehidupan Venn sebagai pria juga sempurna. Lengkap seutuhnya. Dia memiliki Sika --istri, yang kemudian melahirkan tiga anak yang menggemaskan dan pintar. Di tempat ia tinggal --di kota Lubuklinggau, Venn membangun sebuah institusi kepenulisan yang jadi wadah bagi warga sekitar untuk berkarya.

Keberuntungan-keberuntungan si good (looking) writter ini datang tak habis-habis. Salah satunya saat Venn dikontak pemuda bernama Lea yang menawarkannya sebuah program residensi menulis di Eropa.

Lea adalah salah satu pegawai TCS Travel yang tak sengaja "menemukan" Venn lewat salah satu cerita yang ada di blog Venn yang bercerita tentang perjalanan Venn di Pulau Seram. "We are considering an interesting offer for you," ujar Lea melalui pesan singkat. Hal 11.

Awalnya Venn meragukan tawaran ini sebab pesan itu dikirimkan melalui nomor pribadi. Namun, ketika Lea kembali mengontaknya secara resmi lewat email perusahaan, barulah Venn menyadari bahwa itu tawaran yang serius. Singkat cerita, setelah mendapatkan restu dari Sika, Venn dengan mantab mengambil kesempatan itu.

Dalam beberapa waktu ke depan, Venn akan berangkat ke Eropa, melakukan perjalanan selama 2 bulan untuk bertemu dengan banyak narasumber dan korespondensi, melakukan penelitian kecil terhadap warga Eropa dan kaitannya dengan gambar --dan imajinasi, pada secarik kertas, serta menuliskannya dalam sebuah jurnal lengkap nantinya.

Demi pengalaman ini, Venn harus menolak sebuah projek besar dari seorang politikus di ibu kota. Sebuah keputusan yang awalnya dia yakin tepat, namun entah setelah perjalanan ke belasan kota di Eropa itu berakhir apakah Venn menyesalinya atau tidak, sebab selama di Eropa Venn berhadapan dengan banyak pengalaman yang tak hanya seru namun juga membahayakan keselamatannya.

Pengalaman-Pengalaman Ganjil di Eropa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline