Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Daun Muda dan Dunia Seks

Diperbarui: 23 Oktober 2020   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Riaubook.com

Catatan-catatan tentang prostitusi tak pernah habis di bahas. Sebelumnya sudah 3 artikel di ulas dari sisi berbeda. Dari pandangan subjektif hingga objektif. Pun dalam artikel ini, dimana remaja-remaji generasi biru terlibat lebih jauh ke dunia prostitusi. 

Remaja dan seks belakangan menjadi sebuah pandangan yang tak lagi tabuh. Ada moral yang mulai hilang seperti kata Buya Safie Maarif, bahwa krisis utama kita adalah moral. Kita telah menjatuhkan moral ke tanah dan menginjak-nginjaknya. 

Saat ini banyak hal dipertontonkan. Dari sekedar pelukan hingga ciuman yang tak malu di umbar medsos.  Dari data BKKBN 2017, persentase remaja melakukan seks di umur 15-19 ialah, perempuan (59 persen) dan laki-laki (79 persen). Artinya pada umur segitu banyak dari mereka sudah berhungan seks bebas.

Tentunya ini menjadi sebuah catatan kritis bahwa semakin kesini, moralitas, etika dan edukasi dari rumah telah melemah. Segi moralitas misalnya, pelajaran dan edukasi keagamaan sebagai tombak utama moral dan etika tak lagi di berikan.

Orang tua acuh pada kesibukannya dan anak-anak yang merasa kehilangan tersebut, mengkespresikan dirinya di luar lingkungan keluarga yang tak bisa di kontrol.

Pun demikian dengan para remaja yang kebanyakan duduk di bangku SMA. Mereka sudah terjerembab jauh ke dalam dunia prostitusi. Dari awalnya coba-coba dengan pacar hingga menjual diri ke "om-om" .

Usia muda seperti mereka adalah target paling di cari ketimbang yang sudah berpengalaman. Mereka adalah komoditas seks paling laku dari segala usia. Selain itu, gadis remaja adalah obsesi tertinggi para pria hidung belang. Keluguan faktor utama mereka di incar.

*

Artikel ini di awali dari pertemuan singkat dengan salah satu rekan wartawan. Saat itu, dinamika berita sangat kaku. Ekonomi, politik sesekali di isi dengan program pemerintah yang penuh pencitraan.

Di sebuah kedai kopi, kami berdiskusi. Hingga tiba pada sebuah ide untuk sedikit memberikan warna pada rubrik berita yang kaku. 

"Bro, apa kamu tidak merasa bosan meliput ekonomi terus. Inflasi, harga bawang naik, ikan turun, peredaran uang. Bukankah sumber ekonomi itu banyak?" Tanyaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline