Lihat ke Halaman Asli

Profesiku Dibayar Murah, Salah Siapa?

Diperbarui: 20 Februari 2018   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.sinarharapan.co

Profesi apapun selalu memberikan manfaat bagi orang lain. Misalnya dokter yang tugasnya untuk mengobati orang sakit, guru yang tugasnya mendidik generasi penerus bangsa dengan akhlakul karimah, tentara yang tugasnya menjaga akan keamanan NKRI, bahkan pemerintah yang betugas memegang tanggung jawab akan kepentingan rakyat.

Apa kabar dengan profesi petani?

Kebutuhan akan bahan makanan pokok di Indonesia sangat vital keberadaannya. Semua orang sangat membutuhkannya setiap saat untuk keberlangsungan hidup. Bahan makanan pokok yang utama di Indonesia yaitu Beras.

Dari manakah beras itu berasal?

Sudahkah kalian merenungi itu semua?

Siapapun orangnya, apapun profesi, seberapa tinggi jabatannya semua makan nasi, presidenpun orang nomor satu di Indonesia pasti makan nasi.  Adanya nasi karena buah karya dari tangan-tangan kerja kerasnya seorang petani. Petani yang menanam, merawat, sampai menunggu waktu untuk memanen hasil dari apa yang ditanamnya. Semua yang dilakukan oleh petani itu tidak secara instan, itu semua butuh proses yang disertai dengan kesabaran.

Pernahkah kalian dikenalkan profesi petani sebagai cita-cita?

Nyatanya..... profesi petani tidak pernah dikenalkan oleh seorang guru kepada murid. Petani sangat identik dengan profesi pada orang kalangan bawah, orang-orang desa yang masih menyatu dengan alam. Penghasilannya yang masih rendah, sehingga kondisi ekonominya dianggap belum sejahtera.

Bagaimana peran pemerintah itu sendiri untuk mensejahterakan petani?

Yang katanya pemerintah adalah "pemegang tanggung jawab atas kepentingan rakyat". Permasalahan kali ini, Begitu pentingkah peran petani di negara ini? Iya, penting banget. Kenapa petani di Indonesia dibayar murah? Wajarkah? Tidak.

Nah, faktanya! Hasil pertanian dari produsen selalu dibayar murah. Padahal tidak sebanding dengan jerih payah petani itu sendiri. Petani harus melakukan berbagai proses agar hasil taninya memuaskan. Mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan gulma, pemberian pupuk bahkan petani harus menuggu 3-4 bulan agar hasilnya bisa dipanen dengan sempurna. Ketika panen raya tiba, hasil tani itu yang ditunggu-tunggu oleh petani. Akan tetapi, harga hasil tani selalu anjlok yang tak sesuai dengan kebutuhan petani itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline