Lihat ke Halaman Asli

Nusafakta

Pimpinan Redaksi Portal Berita Online Nusafakta

Kasus SMAN 1 Cimarga Berakhir Damai, Sekda Banten: Jadikan Pelajaran Bersama

Diperbarui: 17 Oktober 2025   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Sekda Banten (Tengah) didampingi Seksa Lebak Saat Memediasi  Kisruh di SMAN 1 Cimarga

LEBAK, KOMPAS.com --- Polemik antara kepala sekolah dan siswa di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, akhirnya berakhir damai. Pemerintah Provinsi Banten menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi bahan refleksi bagi seluruh pihak agar dunia pendidikan tidak lagi diwarnai tindakan emosional.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden Apriandhi, mengatakan, perdamaian antara pihak sekolah dan orang tua siswa merupakan langkah yang patut diapresiasi. Namun, ia menekankan pentingnya menjadikan insiden tersebut sebagai bahan evaluasi menyeluruh.

"Kita bersyukur masalah ini sudah selesai dengan damai. Tapi jangan berhenti di situ. Jadikan ini sebagai pelajaran bersama agar hal serupa tidak terjadi lagi di sekolah-sekolah kita," ujar Deden di Serang, Kamis (16/10/2025).

Kronologi Kasus

Kasus ini bermula dari dugaan tindakan kekerasan yang dilakukan kepala sekolah terhadap seorang siswa karena kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Peristiwa itu memicu reaksi dari siswa lain yang kemudian melakukan aksi protes.

Kabar tersebut dengan cepat menyebar di media sosial dan menimbulkan berbagai spekulasi di tengah masyarakat. Pemerintah daerah pun turun tangan melakukan mediasi antara pihak sekolah, siswa, dan orang tua.

Mediasi akhirnya menghasilkan kesepakatan damai yang disetujui kedua pihak, disaksikan oleh perwakilan Dinas Pendidikan dan Pemerintah Provinsi Banten.

Sekda: Guru dan Siswa Sama-sama Perlu Dibimbing

Deden menilai kasus di Cimarga menjadi pengingat pentingnya keseimbangan antara disiplin dan pendekatan humanis dalam dunia pendidikan.

"Guru berperan mendidik dengan keteladanan, bukan dengan amarah. Sementara siswa juga harus belajar menghormati aturan sekolah. Keduanya harus saling memahami," katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline