Kurikulum merdeka dan merdeka belajar yang saat ini tengah dilaksanakan di semua jenjang pendidikan memberikan pandangan baru baik untuk sekolah, pendidik, peserta didik, orang tua, dan masyarakat tentang paradigma pembelajaran yang memerdekakan peserta didiknya.
Sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam, fisika merupakan sarana untuk memahami tentang fenomena alam melalui ragam konsep dan analisis.
Dalam kegiatannya, capaian pembelajaran pada mata pelajaran fisika menekankan pada dua elemen penting yakni pemahaman fisika dan keterampilan proses.
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika tidak terlepas dari keterampilan proses yang dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum.
Meskipun pembelajaran fisika penting dan tidak terlepas dari lingkungan sekitar, namun kenyataannya tidak semua peserta didik memiliki minat terhadap mata pelajaran fisika.
Adanya faktor motivasi belajar peserta didik yang kurang, kesulitan dalam memahami konsep maupun analisisnya merupakan hal yang umum ditemui pada peserta didik.
Hal ini tentu saja perlu mendapatkan perhatian serius oleh guru sebagai fasilitator agar mata pelajaran fisika dapat dipahami dengan baik dan menyenangkan.
Selain itu guru perlu memahami karakteristik peserta didik yang beragam baik dari kemampuan awal, minat, gaya belajar bahkan latar belakang yang dimilikinya.
Indonesia yang memiliki ragam budaya dan adat istiadat sejatinya merupakan sumber belajar yang sangat baik.
Dalam rangka mengembangkan pendekatan pembelajaran yang memikat dan efektif di mata peserta didik pada kegiatan praktikum, integrasi budaya permainan tradisional seperti "egrang batok" menjadi sebuah pilihan yang menarik.