Lihat ke Halaman Asli

Nurul Hanifah

Mahasiswi

Kalut Pikir Si Gadis Kecil

Diperbarui: 29 Januari 2024   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pinterest

Malam sudah beranjak larut. Mengajak siapapun untuk larut dalam kalut. Derai air hujan jatuh perlahan dari atap. Sejuk. Seorang gadis kecil masih terjaga sendiri dalam kamarnya. Entah sudah berapa lama ia terjaga dalam diam, berusaha memejamkan kedua matanya. Raganya sudah mengajaknya untuk tenggelam dalam larut malam, tapi pikirannya terlalu sibuk, penuh dengan angan. 

Jiwanya sedikit lelah hari itu. Pikirannya sudah tidak lagi menentu. Terlalu banyak hal baru yang belum bisa ia pahami. Tentang dirinya dan juga mereka.

"Bolehkah aku mempertanyakan diriku sendiri?" tanyanya.

"Tentang apa yang benar aku inginkan, serta apa yang ingin aku lakukan,"

"Tentang apa arti dari senyum dan tawaku serta arti dari tangisku,"

"Tentang bagaimana senyum dan tawa tapi tidak dengan bahagia,"

Terlalu banyak pikiran di kepalanya. Ingin rasanya ia melupakan dan juga menghiraukannya tapi ia hanya tidak tau caranya. Rasanya ia hanya kehabisan kata-kata yang mampu benar mewakili apa yang ia rasakan dan pikirkan. Bisu. Mulutnya tidak mampu mewakili dirinya.

Dunianya saat ini terlalu asing baginya. Atau memang dirinya saja yang terlalu sensitive?

Rasanya terlalu sering ia tanyakan itu pada dirinya. Nihil. Tiada jawaban.

Tangis dan tawanya, rasanya itupun baru baginya. Saat tangisnya hadir, ia hanya ingin sendiri lalu menghilang tapi mereka bilang ia harus bertahan. Begitu saja seterusnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline