Lihat ke Halaman Asli

Ella Yusuf

Tukang Kebun

Gadis Kupu-kupuku

Diperbarui: 1 Desember 2018   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.flickr.com/photos/ahweilungwei

"How can the heart travel to God when its chained by its blind desire?"

Rafael mengikuti bisikan itu lagi dan hatinya tak ragu sama sekali kali ini.
Ia sudah berkali-kali melakukannya sekarang, jadi ia tidak keberatan kalau harus melakukannya beberapa kali lagi. Hatinya benar, ia melakukan ini bukan karena ego, tapi demi kebaikan gadisnya.

Tenaganya habis, tapi api masih membara di matanya.

Hasratnya belum pupus. Ia sudah selangkah lebih dekat ke impiannya.

Sebentar lagi Aluna akan kembali padanya.

Tak peduli berapa penghalang yang menjauhkannya dari Aluna, ia akan selalu mendapatkan tempatnya di sisi gadisnya.

Penghalang... ulangnya dalam hati.

Benaknya membawanya kembali ke kali pertama ia melakukan ini demi gadis kupu-kupunya.

Ia ingat malam ketika hatinya memerintahkan dirinya untuk mengakhiri penderitaan Aluna. Ia membekap wajah perempuan tua yang membuat kupu-kupu kecilnya menderita. Perempuan itu mengaku ibunya, tapi Rafael tahu bahwa ia tak lebih dari seorang pezina yang memanfaatkan Aluna untuk mendapatkan uang dari ayahnya.

Entah bagaimana, wanita tua itu bisa meyakinkan ayahnya bahwa Aluna adalah anak mereka dan dengan licik, ia terus merongrong agar ayah memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Ayahnya yang naif tentu percaya. Dengan bodohnya ia mengirimkan uang bulanan untuk 'anak gelap'-nya tanpa ia tahu bahwa di belakangnya Aluna hidup kelaparan dan dididik untuk menjadi wanita distrik merah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline