Lihat ke Halaman Asli

Ciri–ciri Satrio Piningit, Tunjung Putih Semune Pudhak Kasungsang, Bocah Angon, Ratu Adil, Pemuda Bani Tamim, Man From The East, Imam Mahdi

Diperbarui: 4 April 2017   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

I. Ciri – ciri satrio piningit berdasarkan ramalan jayabaya:

1. akan ada dewa tampil berbadan manusia berparas seperti Batara Kresna berwatak seperti Baladewa bersenjata trisula wedha (bait 159)

analisa:

- “akan ada dewa berbadan manusia”: menyebutkan bahwa sp berwujud seperti kita manusia biasa, tetapi sejatinya beliau adalah dewa. untuk mengetahui sejatinya seseorang tidaklah mudah, kecuali sesamanya atau lebih tinggi derajatnya. itulah yg menyebabkan sp piningit.

- “berparas seperti Batara Kresna berwatak seperti Baladewa”: meyebutkan bahwa paras sp itu seperti batara kresna (tampan, berwibawa) dan berawatak tegas / saklek seperti baladewa.

- “bersenjata trisula wedha”: untuk kalimat yg satu ini sepertinya di maknai secara tersirat, karena tidaklah mungkin sp yg notabene di pingit itu membawa trisula kemana-mana akan terlihat mencolok yg menyebabkan dirinya tidak piningit lagi bahkan mungkin bisa langsung di kandangin karena terkena pasal membawa senjata tajam. dalam pemaknaan trisula wedha secara garis besar bisa di maknai 3 jadi satu, seperti ilmu amal dan iman, atau bumi langit dan isinya, kiri kanan dan tengah, maupun bener jejeg jujur… apapun itu yg secara filsafat mengandung 3 jadi satu. itu sesuai dengan derajatnya dewa sehingga berkelakuan mulia.

2. sakti mandraguna tanpa aji-aji (bait 162)

analisa:
sp sakti mandraguna tanpa aji inilah, aji itulah apalagi batu inilah, keris itulah dan tetek bengek lainnya. sesuai dengan derajatnya dewa.

3. pandai meramal seperti dewa dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda seolah-olah lahir diwaktu yang sama tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati bijak, cermat dan sakti mengerti sebelum sesuatu terjadi mengetahui leluhur anda memahami putaran roda zaman Jawa mengerti garis hidup setiap umat tidak khawatir tertelan zaman (bait 167).

analisa:

- “pandai meramal seperti dewa”: seperti diatas di sebutkan, beliau dewa sudah pasti bisa meramal atau mem”baca”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline