Lihat ke Halaman Asli

aathifah.nr

Mahasiswi

Salah Proses dalam Menghafal, Pantaskah Disesalkan?

Diperbarui: 15 Maret 2021   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak sedikit orang yang menganggap penghafal alquran adalah suatu keistimewaan, yaah istimewa dengan akhlaknya, tutur katanya, kesehariannya, dan segala macam kesempurnaan lainnya.

Tapi tidak untuk sebagian orang yang menurutnya telah salah jalan ketika melewatinya hingga berujung pada penyesalan yang sangat dalam.

Bagaimana mungkin menyesal dengan segala usaha yang ia korbankan siang dan malam hingga ia mendapatkan gelar umum seorang penghafal Al Qur'an? bukannya itu adalah bentuk keistimewaan sebuah takdir? takdir yang indah...yang kata orang "dipaksa masuk surga", yang Allah tetapkan jauh beribu hingga berjuta tahun lalu, untuk menjadi keluarga-Nya yang berada di atas bumi, yang Al-Quran akan menjadi syafa'at di akhirat kelak untuknya, hingga memperoleh derajat tinggi di surga Allah kelak, serta beberapa keistimewaan dan keutamaan lainnya baik dunia maupun di akhirat... pantaskah ini disebut sebuah "Penyesalan"?

Berikut beberapa point penting yang sering terjadi bahkan di lupakan oleh mereka yang sedang menempuh jalan yang mulia ini, hingga berakhir pada kata sesal...

Pertama, Lupa membersihkan hati

Ketika yang mulai menghafal itu anak-anak mungkin hati mereka masih belum ternodai oleh iming-iming dunia apalagi jika kedua orang tua telah memahamkan sejak dini keutamaan-keutamaan menghafal Al Qur'an, maka beda halnya jika orang dewasa yang telah banyak melakukan kesalahan-kesalahan serta maksiat yang di sengaja maupun tidak, maka perlu namanya taubat an-nasuuha memohon ampun kepada-Nya serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah serta berdo'a sehingga di mudahkan dalam menghafal Al Qur'an.

Kedua, Niat yang salah

Salah dalam berniat bisa sangat fatal resikonya pada penghafal al-quran karena niat adalah kunci utama di setiap amalan,

Umar -radiyallahu'anhu- berkata pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya (sahnya) amal-amal perbuatan adalah hanya bergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatinya. Barangsiapa hijrahnya adalah karena Allah SWT dan Rasulu-Nya, maka hijrahnya dicatat Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena untuk mendapatkan dunia atau (menikahi) wanita, maka hijrahnya adalah (dicatat) sesuai dengan tujuan hijrahnya tersebut." 

Suatu kerugian besar bukan? jika awalnya saja salah bagaimana kedepannya? Yakinlah dampaknya bukan hanya pada satu hal tapi banyak, juga termasuk semangat yang kadang turun drastis up down hingga tak bisa terkendalikan sehingga keinginan untuk bangkit tak ada, terlanjur kecewa dengan dunia, bahkan bisa jadi akhir yang tak bertanggung jawab pada hafalan karena niat awal yang hanya untuk ikhtibar atau musabaqoh saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline