Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Bersepeda di Pagi Jumat Sambil Mendoakan Tukang Tambal Ban

Diperbarui: 30 Juli 2021   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian goweser sudah punya rute full speed (dokpri)

Tidak disangka saya gowes tiga hari berturut-turut. Setiap kalu berjalan saya berdoa semoga semua rakyat semakin sehat sejahtera dan negara semakin makmur. Berangkat sekira 0545 dengan pemandangan sebagian rakyat yang mulai antri untuk mengambil Bantuan Lansung Tunai (BLT) di kawasan Tanjung Perak Surabaya.

Sambil mengayuh sepeda saya terus berdoa untuk setiap orang yang ingin saya doakan. Tidak ingin pun juga saya doakan.

Melaju ke arah utara hampir ke penyeberangan Kamal - Madura, melintas perumahan dan berbelok manakala perumahan di tengah kawasan jebulannya pintu terkunci alias buntu.

Terus membalik arah ke Kawasan Ngampel, melintas jalan Kawasan ke arah THR, berputar terus sampai balik ke Tanjung Perak. 

Sepanjang jalan saya berdoa semoga jalanan bebas dari ranjau paku.

Jika ada maka saya akan menolong memungutnya.

Saya lihat tukang tambal ban tampak masih terkantuk. Saya doakan semoga beliau-beliau ini sehat banyak rejeki suka menolong dan semakin makmur.

Sebagian rakyat tampak berjualan nasi bungkus. Ada yang seharga 6 ribuan, atau yang 8 ribuan.

Dikonversi dolar ya sekira 0.8 US Dolar alias 80 sen dolar sekali makan nasi bungkus tersebut.

Namun menu bubur ayam dengan ceker pedes dan buah pepaya yang saya akan santap pagi ini selepas gowes di kisaran Rp. 25 ribuan.

Disparitas harga nyata di lapangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline