Solo selalu bangga menjadi tempat yang menunjukkan bahwa kota ini ikut andil dalam "presidensi G 20 ". Di kota Solo, yang terkenal dengan kota batik ini, juga demikian.
Pura Mangkunegaran diikuti tempat-tempat lainnya, susul-menyusul menyelenggarakan acara untuk menyandang Presidensi G20. Ada kata yang membangkitkan Solo untuk bersemangat selalu membuat inovasi dalam palaksanaan Presidensi G20 yaitu slogan " Sesarengan Gumregah, Sesarengan Jumangkah ".
Di Bank Indonesia, yang merupakan bangunan bersejarah juga menjalankan semangat slogan tersebut. Situasi yang sepertinya ini memang merupakan spirit yang diberikan pemerintah untuk warga agar merasa besar hati setelah sekian lama berjuang melawan virus Covid-19 yang sampai sekarang masih beranak-pinak.
Dengan slogan ini, bisa menjadikan perasaan dihati para warga kota Solo, bahwa pemerintah hadir menemani kebangkitan kesadaran menghadapi situasi pandemi. Hal seperti itu memang sudah seharusnya selalu terbangun di setiap warga, agar menjadi bersemangat untuk menapaki kemajuan kehidupan.
"Sesarengan gumregah, sesarengan jumangkah" adalah Bahasa Jawa. Arti dari 'sesarengan' adalah 'bersama-sama'. 'Gumregah' itu adalah 'bangun dari tidur yang sangat enak', atau 'lamunan' atau 'sesuatu yang tidak mengerjakan apa-apa', lalu 'bangun dengan suatu kesadaran untuk siap berbuat sesuatu'. Itulah arti dari 'gumregah' dari basa Jawa tersebut.
Secara umum diartikan 'bangun'. Sedang 'jumangkah' artinya yaitu 'melangkah'. Namun 'melangkah' di sini dimaksudkan melangkah dengan langkah yang lebar. Bukan langkah yang 'thimik-thimik' dari bahasa Jawa yang artinya 'berjalan dengan langkah kecil-kecil dan santai'. Langkah lebar dan gagah siap menerjang rintangan untuk menuju kemajuan.
Itulah gambaran harapan suatu kota yang bersemangat, yaitu kota Solo -- Jawa Tengah, setelah dua tahun pandemi, untuk memulihkan keadaan.
Kini, pembukaan kembali tempat -- tempat wisata dan budaya serta sentra-sentra ekonomi adalah cara agar pulih dari trauma sakit yang sangat panjang. Tentu saja dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan disiplin, karena virus Covid-19 masih ada. Juga penggalakan vaksin.
Dua tahun harus membatasi pergerakan, berada dalam rumah dengan beraneka beban yang disandang. Kini dalam keadaan yang lebih baik, semua harus bangkit. 'Sesarengan Gumregah, Sesarengan Jumangkah', 'Bersama-sama Bangkit, Bersama-sama Melangkah' menjadi pengobat dari semua derita panjang pandemi selama ini. Tidak usah lagi menengok ke belakang. Ketika Maret 2020, virus korona yang populer itu datang.
Anggap saja semua itu adalah perjalanan kota yang harus terjadi. Kini, seluruh kota akan bersama bangkit dan bersama melangkah, melupakan semua itu dengan langkah tegap dan bahagia. Tumbuh dan pulih kembali dari sakit yang sementara untuk berjaya selamanya.