Lihat ke Halaman Asli

Novi Hera Ardila

noviherardila

Pandemi Mempengaruhi Mental Remaja, Ini Tips Pencegahan Gangguan Mental

Diperbarui: 8 Desember 2021   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20mn.ch

Kemenkes mengeluarkan peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dalam menekankan angka penularan COVID-19, yang aturannya termuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020.

Dalam situasi saat ini pemerintah mengeluarkan program pembelajaran daring.  Pada remaja terutama kalangan pelajar dapat mengalami terganggunya kesehatan mental, seperti stres, insomnia, cemas, depresi, dan ketakutan.

Dalam laporan UNICEF bahwa anak-anak dan remaja berpotensi mengalami dampak jangka panjang dari COVID-19 terhadap kesehatan mental mereka. Laporan tersebut berjudul The State of the World’s Children 2021; On My Mind: promoting, protecting and caring for children’s mental health. Diperkirakan bahwa lebih dari 1 dari 7 remaja berusia 10-19 tahun di dunia yang mengalami gangguan mental.

“Waktu 18 bulan terakhir terasa sangat, amat berat bagi kita dan terutama bagi anak-anak. Peraturan karantina nasional dan pembatasan mobilitas karena pandemi menyebabkan anak-anak harus menghabiskan waktu-waktu yang berharga dalam kehidupan mereka terpisah dari keluarga, teman, sekolah, dan kesempatan bermain – padahal, semua hal ini penting bagi masa kanak-kanak,” ujar Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta For. 

“Dampaknya besar dan yang tampak hanyalah puncak dari gunung es. Sebelum pandemi sekalipun, telah ada begitu banyak anak terbebani masalah kesehatan mental yang tidak memiliki jalan keluar. Investasi yang dikerahkan oleh pemerintah-pemerintah dunia untuk kebutuhan di bidang ini terlalu sedikit. Belum banyak yang mengaitkan pentingnya kesehatan mental yang baik dengan kualitas masa depan seseorang.”

Menurut Dr. Damour hal pertama yang dapat di lakukan oleh orang tua yaitu mengatakan kepada anak remaja bahwa merasa cemas itu normal. Para psikolog mengatakan bahwa kecemasan itu normal yang berfungsi untuk membuat kita waspada terhadap ancaman, dan membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri. Hal kedua yang bisa kita lakukan yaitu membantu mereka untuk melihat ke depan. Bertujuan agar mereka tidak melakukan hal yang negatif.

 Hal tersebut dapat dilakukan dalam upaya menghadapi kecemasan. Menurut para peneliti hal positif yang bisa membantu kita untuk menghadapi masalah mental adalah dengan melakukan kegiatan, seperti mengerjakan pekerjaan rumah, menonton film kesukaan, atau membaca novel sebelum tidur.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline