Lihat ke Halaman Asli

Hans Binoni

Seputar Kelautan dan Perkapalan

Antisipasi Taiwan dari China

Diperbarui: 4 Januari 2021   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Submarine | transbisnis.com

Sejak September 2020, China telah meningkatkan agresinya terhadap beberapa tetangga terdekatnya, terutama Taiwan. Negara kepulauan kecil, yang diklaim Beijing sebagai bagian dari Republik Rakyat Cina ( RRC ), telah menghadapi unjuk kekuatan yang provokatif dan berkelanjutan di Selat Taiwan selama hampir seperempat abad. 

Patroli angkatan laut China yang beroperasi bersama dengan sebanyak 30 pesawat tempur telah menjelajahi selat itu sekitar sekali setiap hari.

Banyak dari patroli ini telah melanggar garis tengah yang disepakati antara kedua negara, batas yang telah dihormati oleh kedua belah pihak selama beberapa dekade. Ketika Tiongkok berada di bawah kekuasaan Komunis pada akhir 1940-an, pemerintah Republik Tiongkok (ROC) yang berkuasa melarikan diri dari Tiongkok daratan dan membentuk pemerintahan di pengasingan di Taiwan. 

Beijing telah lama mengklaim pulau itu sebagai bagian dari daratan China, dan Presiden China Xi Jinping telah mengancam akan menggunakan sarana militer (jika perlu) untuk membawa pulau itu ke bawah kekuasaan China. Provokasi China termasuk mengirim pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan dan meningkatkan latihan militer di pulau-pulau terdekat telah ditafsirkan secara luas oleh komunitas internasional sebagai ancaman yang disengaja terhadap negara pulau itu oleh tetangganya yang perkasa. 

Untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya jika terjadi invasi China atau blokade laut, Taiwan berencana membangun armada kapal selam kecilnya. Uji coba laut untuk yang pertama dari delapan kapal selam baru yang dibangun di dalam negeri diharapkan pada tahun 2025.

Para ahli menyarankan bahwa kapal selam akan digerakkan oleh mesin diesel-listrik, yang memiliki kekurangan dan kelebihan dibandingkan kapal selam bertenaga nuklir. Kapal selam diesel-listrik bisa lebih tenang daripada varian nuklir, dan karenanya akan sulit dideteksi oleh unit perang anti-kapal selam (ASW) PLA. Kapal selam diesel-listrik lebih mudah dibuat dan harganya lebih murah jika dibandingkan dengan kapal selam nuklir




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline