Lihat ke Halaman Asli

Nita Juniarti

Seorang Perempuan

Sore

Diperbarui: 5 April 2021   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Matahari sudah condong ke barat, ashar sudah lewat. Na, perempuan itu terlihat gelisah.

"Na, sudah selesai?" Tanya perempuan yang sudah memasuki monoupause

"Sudah Mak,"

"Cepatlah, kalau kelamaan terlalu sore akan panjang antriannya!"

"Baik Mak!"

Na beranjak, hari ke sekian bolak balik berobat tradisional ke rumah seorang ahli saraf. Setiap siang, Na merasa ngilu, begitu hari memasuki sore dia merasa ketakutan.

"Kau harus tabah" pesan Li, kekasihnya melalui pesan singkat.

"Apa aku terlihat tidak tabah?"

"Kamu terlihat Tabah. Aku ngomong kayak gitu bukan karena dirimu tidak tabah. Tapi mengingatkan."

Persoalan itu sering jadi perdebatan antara mereka, kadangkala berbutut panjang pada pertengkaran. Akhir-akhir ini hubungan mereka memburuk. Li sibuk dengan pekerjaannya dan persiapan pernikahan mereka juga tertunda, Na terserang penyakit. Mereka saling memunggungi.

"Na, cepatlah." Teriak Ibunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline