Lihat ke Halaman Asli

Sekolah di Masa Pandemi, Seberapa Efektifkah?

Diperbarui: 13 Desember 2021   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi virus Covid-19 atau yang biasa disebut dengan virus Corona melanda dunia sejak bulan desember tahun 2019. Kemunculan virus Covid-19 bermula dari negara China lalu menyebar ke negara-negara yang lain dalam jangka waktu kurang dari setengah tahun. Sementara itu, virus Covid-19 merupakan salah satu penyakit yang menyerang pernafasan serta dapat menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Virus Covid-19 dapat dengan mudah menyebar, bahkan kita dapat tertular ketika kita menghirup udara yang terdapat droplet virus Covid-19 di dekat orang yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Tak hanya hal tersebut saja, kita pun juga dapat tertular ketika memegang benda yang sudah terkontaminasi virus dan langsung menyentuh mata, wajah ataupun hidung tanpa mencuci tangan.

Semenjak awal kemunculannya, sebagian besar negara di dunia menerapkan sistem lockdown atau yang kita ketahui sebagai karantina wilayah dengan cara menutup akses keluar masuk di sebuah area. Karena adanya karantina wilayah ini menyebabkan semua kegiatan belajar mengajar secara tatap muka untuk dihentikan sementara waktu serta para siswanya dihimbau untuk dirumah saja.

Di Indonesia sendiri, pemerintah menerapkan sistem protokol kesehatan guna mencegah penularan virus Covid-19 dengan cara menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Pemerintah tidak menerapkan sistem lockdown tetapi tetap meliburkan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Pada awalnya, pemerintah memberikan perintah terhadap sekolah-sekolah untuk meliburkan siswanya selama 2 minggu saja, namun kasus penambahan orang terinfeksi virus Covid-19 semakin melonjak tinggi.

Karena adanya hal tersebut membuat pemerintah khawatir ketika sekolah tetap memaksakan pembelajaran tatap muka, kasus pasien Covid-19 akan terus melonjak. Dengan adanya hal tersebut, libur sekolah yang awalnya 2 minggu menjadi libur sampai waktu yang tidak ditentukan.

Guna mengatasi permasalahan sekolah libur, pihak pemerintah mulai menganjurkan sekolah untuk mulai menerapkan pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh melalui media online. Awalnya, sekolah menggunakan media sosial seperti WhatsApp untuk berkoordinasi antara pihak sekolah dengan siswa lalu beralih menggunakan Google Meet dan Zoom ketika pembelajaran.

Seiring berjalannya waktu pembelajaran daring ini tidak selalu berjalan mulus, terdapat beberapa kendala ketika kegiatan belajar mengajar tersebut, sebagai contoh siswa yang sering membolos tidak mengikut kelas, siswa yang tidur ketika pembelajaran, siswa tidak memiliki kuota ataupun handphone dan beberapa kendala lainnya.

Sebelumnya, pemerintah pernah memfasilitasi siswa yang memiliki kendala seperti tidak memiliki kuota dengan memberikan kuota subsidi untuk siswa sekolah, tetapi pembagian kuota subsidi tidak merata karena tidak semua siswa sekolah mendapatkan kuota subsidi ini.

Lama-kelamaan, siswa semakin malas mengikuti pembelajaran daring dikarenakan keterbatasan kuota, HP maupun sinyal. Sebagian besar siswa membolos ketika pembelajaran daring. Bahkan pemberian materi ketika pembelajaran daring juga kurang efektif karena terkadang guru memberikan materi tanpa menjelaskan apa-apa.

Ketidakefektifan pembelajaran secara daring ini tidak hanya dirasakan siswa saja, tetapi juga dirasakan oleh guru pengajar. Kerap dirasakan oleh guru ketika memulai kelas namun tidak ada siswa yang mengikuti kelas atau ketika siswa diberi tugas tetapi tidak mengumpulkan.

Jika pembelajaran secara daring berjalan seperti ini, dikhawatirkan tidak ada yang bisa didapatkan manfaatnya oleh siswa maupun gurunya. Selama kurang lebih satu setengah tahun, pembelajaran dilakukan secara daring.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline