A. Pengertian Skor dan Nilai
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skor adalah jumlah angka yang menang atau kalah dalam ujian atau ulangan. Menskor adalah memberikan skor, sedangkan penskor adalah proses menskor.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "nilai" berarti "harga" atau "angka kepandaian". Nilai dapat diperkirakan atau ditentukan melalui penilaian. Penilaian memberikan nilai, sedangkan skoring memberikan skor. Tetap saja, standar yang ditetapkan oleh penilai menentukan skor dan penilaian. Proses pengolahan hasil tes dimulai dengan pemberian skor.
Pemberian skor adalah proses memberikan angka terhadap jawaban-jawaban tes. Selanjutnya, kriteria tertentu digunakan untuk mengubah angka yang dihasilkan dari pencatatan menjadi nilai. Tiga alat bantu digunakan untuk memberikan skor: Kunci Jawaban, Kunci Skoring; dan Pedoman Penskoran atau Penilaian. (Irwan, dkk. 2022)
Nilai ini ditentukan dengan membagi total nilai siswa dengan nilai tertingginya dan dikalikan dengan 100. Nilai yang diperoleh dari penilaian pembelajaran disebut nilai kematangan hasil evaluasi pembelajaran.
B. Teknik Pemberian Skor
Cara penilaian hasil tes biasanya disesuaikan dengan bentuk soal tes yang digunakan, baik tes objektif, tes esai, atau bentuk lainnya.
1) Pemberian skor untuk tes bentuk benar-salah
Dalam menentukan angka atau skor untuk tes bentuk benar-salah ini kita dapat menggunakan 2 cara, yaitu: Tanpa denda, dan Dengan denda. Tanpa denda Jika siswa menjawab menggunakan jumlah sebanyak yang sesuai dengan kunci, tidak ada penalti. Sedangkan Dengan denda Untuk sementara baiklah (karena diragukan ada unsur prasangkanya)
2) Pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (short answer test)
Format tes ini mengharuskan setiap soal diberi nomor 2. Namun jika jawabannya berbeda, seperti sangat lengkap, lengkap, atau tidak lengkap, angkanya juga bisa berubah (2, 1, 3, dst).
3) Evaluasi Matching Test (pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan)
Matching Test merupakan tes pilihan ganda yang lebih kompleks. Oleh karena itu, angka yang diberikan sebagai hadiah juga harus lebih tinggi. Sebagai perkiraan kasar, kita dapat mengatakan bahwa jumlah setiap nomor nya adalah dua (2).
4) Pemberian skor untuk tes bentuk uraian
Sebelum mempersiapkan tes tertulis, Anda harus menentukan terlebih dahulu inti jawaban yang Anda cari. Ini mempermudah modifikasi pengujian Anda. Tidak ada jawaban yang jelas terhadap bentuk tes tertulis ini. Berikut langkah-langkah untuk memberikan skor:
a) Bacalah pertanyaan pertama setiap siswa untuk memahami apakah jawaban siswa secara keseluruhan sudah lengkap.
b) Menentukan angka untuk soal pertama tersebut. Misal jawabanmu lengkap maka kamu diberi angka 5, dan jika jawabanmu kurang sedikit maka kamu diberi angka 4. Dll.
c) Ulangi langkah ini untuk soal tes kedua, ketiga, dst.
d) Jumlahkan angka yang diterima setiap siswa dalam ujian esai
5) Pemberian skor untuk tes bentuk tugas
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek kriteria tersebut, misalnya:
a. Ketepatan waktu, diberi bobot 2
b. Bentuk fisik, diberi bobot 1
c. Sistematika, diberi bobot 3
d. Kelengkapan isi, diberi bobot 3
e. Mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan rumus: NAT = NAT adalah Nilai Akhir Tugas
6) Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor
Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja. Untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan dengan simulasi, tes prestasi atau tes identifikasi. Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah skala penilaian mulai dari sangat baik (5), baik (4), cukup (3), dan buruk (2) hingga buruk (1).
7) Cara Memberi Skor Skala Sikap (Afektif)
Untuk mengukur sikap dan minat belajar siswa, guru dapat menggunakan alat penilaian model skala seperti Skala Sikap dan Minat. Lima skala tersedia untuk skala sikap. "Sangat Setuju" (SS), "Setuju" (S), "Tidak Tahu" (TT), "Tidak Setuju" (TS), dan "Sangat Tidak Setuju" (STS). Skala yang digunakan adalah 5, 4, 3, 2, 1 (untuk pernyataan positif) dan 1, 2, 3, 4, 5 (untuk pernyataan negatif).
C. Penilaian dan Interpretasi Hasil Tes
Menginterpretasikan hasil pengukuran adalah inti dari penilaian. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan sebelum melakukannya. Hasil pengukuran dalam bentuk angka, atau skor, kemudian diproses dan ditafsirkan untuk menjadi informasi yang lebih relevan yang digunakan untuk membuat keputusan. Pengetahuan, sikap, dan ketrampilan adalah subjek penilaian kegiatan pembelajaran. Ini dapat dilakukan melalui tes maupun non-tes.
1. Penentuan Standar Asesmen
Untuk mengolah hasil penilaian, guru dapat menggunakan dua kategori standar penilaian:
a. Standar Mutlak
Standar mutlak, yaitu hasil siswa masing-masing dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Standar Relatif
yaitu hasil yang dicapai masing-masing siswa dibandingkan dengan norma kelompok, yaitu hasil yang dicapai oleh siswa-siswa lain dalam kelompok yang sama. Pendekatan yang biasa digunakan dalam mengolah skor mentah menjadi nilai dengan standar mutlak disebut dengan penilaian acuan norma (PAN).