Lihat ke Halaman Asli

Khairunisa Maslichul

TERVERIFIKASI

Profesional

"Parasite" Membuat Korea Berjaya, "Turah" Mendukung Indonesia Berdaya

Diperbarui: 25 Agustus 2022   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konflik antar kelas sosial-ekonomi dalam masyarakat ternyata tak hanya (selalu) menarik untuk diangkat ke layar lebar, namun juga dapat mengharumkan nama suatu negara, termasuk dalam Turah (DOK ARKIPEL.ORG via KOMPAS.com)

Konflik antar kelas sosial-ekonomi dalam masyarakat ternyata tak hanya (selalu) menarik untuk diangkat ke layar lebar, namun juga dapat mengharumkan nama suatu negara. Hal inilah yang dialami oleh sineas Korea Selatan dengan film "Parasite" yang menyabet Oscar 2020 untuk kategori Best Picture.

Meskipun Negara Ginseng tersebut sudah termasuk kategori negara yang maju, gesekan antara warga kaya dan miskin di sana tetap ada dan nyata. Lalu, bagaimana dengan  Indonesia yang masih tergolong sebagai negara berkembang? Uhuk!

Setelah menonton film "Turah" (2016) karya sutradara Wicaksono Wisnu Legowo, saya pun merasa optimis bahwa potensi bibit-bibit kemenangan sineas Indonesia layaknya Parasite dari Korea itu sudah ada. Turah memang belum seterkenal Parasite, namun tema film yang diproduseri oleh Ifa Isfansyah (Pendekar Tongkat Emas) ini tak hanya relevan secara lokal, tapi juga banyak terjadi di skala global.

Turah yang diproduksi oleh Fourcolours Film ini bercerita tentang pahitnya kemiskinan yang dipertahankan oleh sekelompok orang yang diuntungkan dengan keadaan. Sederhananya, kalau (warga) dapat dibuat sengsara, kenapa harus repot dibuat bahagia?

Film yang berlokasi di Kampung Tirang, Kelurahan Tegalsari, Kota Tegal, Jawa Tengah ini sejatinya adalah suara hati sekaligus keprihatinan sang sutradara yang asli putra Tegal itu terhadap kondisi terbelakang kampung nelayan tersebut. Meskipun Tirang berada tak jauh dari pusat kota Tegal, listrik pun masih belum menerangi kampung pesisir itu, ironis bukan?

Ini mirip dengan kaum miskin dalam film Parasite yang tinggal di kota-kota modern di Korea Selatan, namun 'apartemen' bawah tanah mereka selalu terendam banjir saat hujan deras, termasuk ketika banjir bandang melanda Seoul belum lama ini. 

Parasite dan Turah memiliki kemiripan dalam kelihaian keduanya saat menarasikan perjuangan orang-orang yang terpinggirkan agar tak terus-terusan dilindas dan kandas oleh kalangan atas yang (mengakunya) berkelas.

Maka inilah tiga hal dalam film Turah yang patut diapresiasi oleh para penonton. Semoga nantinya semakin bertambah film Indonesia yang kualitasnya mencapai box office mancanegara sehingga dapat meraih piala film paling bergengsi di dunia yaitu Oscar.

Film Turah membawa angin segar dengan mengusung dialog berbahasa daerah Tegal (Ilustrasi: CNN Indonesia)

Dukungan terhadap bahasa daerah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline