Lihat ke Halaman Asli

Khairunisa Maslichul

TERVERIFIKASI

Profesional

Pangan Lokal Bergizi untuk Menu Sepanjang Hari

Diperbarui: 29 Februari 2020   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancake lezat dan sehat ini terbuat dari pangan lokal yaitu ubi ungu (Dokpri)

Apa menu makanan (dan cemilan) Anda sehari-hari? Nasi, roti, dan biskuit sangat mungkin menjadi jawaban terbanyak.  Bagaimana dengan ubi, singkong, labu, jagung, sagu, sukun dan sejenisnya? Berapa kali dalam seminggu Anda mengonsumsi pangan lokal Nusantara tersebut?

Roti dan biskuit berbahan baku tepung terigu yang berasal dari gandum. Sedangkan gandum bukan termasuk pangan lokal Indonesia dan harus diimpor. Ketergantungan masyarakat terhadap pangan impor jelas bukan faktor yang mendukung ketahanan pangan nasional.   

Sayangnya, pangan lokal (belum) menjadi menu favorit rakyat Indonesia. Padahal, menurut data Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) tahun 2016, pangan lokal yaitu jagung dan ubi singkong terus meningkat produksinya (di atas 20 juta ton) per tahun.

Produksi jagung sebagai pangan lokal terus meningkat setiap tahunnya (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)

Pengalaman yang sering saya temui selama ini adalah pangan lokal masih belum identik dengan menu kekinian.  Misalnya, saat jamuan, orang lebih senang jika disuguhi jenis kue dan roti modern dibandingkan dengan jagung bakar, ubi rebus, dan singkong goreng.  Iya kan? Hehehe...

Kita patut mengapresiasi adanya olahan kekinian dari pangan lokal.  Sebut saja brownies talas, macaroni jagung, bolu singkong, dan sebagainya.  Olahan tersebut umumnya diproduksi oleh UMKM dan dikonsumsi sebagai konsumsi rapat maupun oleh-oleh khas dari daerah tertentu.

Lalu, bagaimana dengan konsumsi harian pangan lokal dalam keluarga?  Selain murah dan mudah didapat, pangan lokal juga potensial untuk dimasak sebagai menu sepanjang hari yang praktis dan bergizi.  Berikut ini adalah tiga jenis pangan lokal yang bisa dikonsumsi sehari-hari.

Ubi singkong juga menunjukkan kenaikan produksi dari pangan lokal Nusantara (pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)

Sarapan pagi dengan Ubi yang penuh energi
Ubi jalar (Ipomoea batatas) termasuk sumber karbohidrat, selain beras dari padi, yang ideal dikonsumsi di pagi hari.  Bonusnya lagi, serat pada ubi jalar membuat seseorang lebih lama merasa kenyang sehingga terhindar dari kebiasaan mengemil makanan yang tidak sehat.

Manfaat sarapan pagi, tak terkecuali dari pangan lokal tentunya memberi bahan bakar energi bagi tubuh dan otak.  Namun, kesibukan di pagi hari membuat (banyak) orang melewatkan makan pagi.  Menu sarapan yang praktis, ekonomis, dan bergizi jelas menjadi pilihan utama.

Ubi ungu termasuk pangan lokal yang berasal dari kelompok ubi jalar (Dokpri)

Mungkin ada yang protes bahwa konsumsi ubi jalar dalam bentuk alaminya itu rentan membuat perut kembung dan buang angin (kentut).  Bahasa kerennya yaitu 'flatulensi.'  Konsumsi pangan kaya serat plus karbohidrat berpotensi menimbulkan gas berlebih dalam lambung.

Solusinya, ubi jalar (sweet potato) tersebut diolah lebih lanjut.  Situs Kementan RI menyebutkan olahan ubi jalar antara lain tepung ubi jalar/ungu, tiwul, mie, kerupuk/opak, ender-ender (keripik), rengginang (eyek-eyek), kemplang, cheese stick, pizza, es ubi ungu, dan lainnya.

Ubi ungu yang termasuk ubi jalar memiliki nilai gizi yang tinggi untuk sarapan pagi (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)

Bagaimana jika Anda menyiapkan sekotak pancake (kue panekuk) berbahan dasar ubi ungu di akhir pekan? Pancake ubi ungu lalu disimpan di kulkas dan dihangatkan saat sarapan untuk sepekan ke depan.  Percaya deh, rasanya tak kalah lezat dari roti dan biskuit!  Inilah resepnya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline