Lihat ke Halaman Asli

Bermain bagi Perkembangan Psikososial Anak pada Masa Kanak-Kanak Awal

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada masa kanak-kanak awal ini anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Kita sebagai orang tua tidak bisa melarang anak usia pada usia ini untuk berhenti bermain dan berdiam diri di rumah saja. Justru ketika anak diam saja di rumah dan tidak mau bermain itu akan terhambat proses perkembangan psikososialnya. Karena pada hakikatnya dalam kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak-anak ini memberikan dampak positif bagi perkembangan psikososial anak tersebut. Dengan bermain mampu melatih ketangkasan, emosi anak dan cara berfikirnya.

Sebagai contoh ketika anak-anak bermain puzzle. Dalam permainan ini anak dituntut untuk sabar dalam mengendalikan emosinya, serta dituntut untuk teliti juga. Karena jika tidak sabar dan teliti dalam mengontrol emosinya maka akan sukar untuk merangkai puzzle tersebut menuju ke bentuk yang sempurna. Contoh lain ketika anak bermain dengan boneka barbienya. Ketika anak-anak bermain dengan boneka barbienya secara bersama atau berkelompok maka anak tersebut akan berusaha untuk menjaga boneka barbienya tersebut. Anak yang satu dengan anak yang lain akan berinteraksi social melalui boneka barbienya tersebut. Entah itu dengan menanyakan di mana membeli boneka tersebut? Atau menanyakan siapakah nama dari bonekanya tersebut karena anak pada usia ini juga sering member nama pada benda-benda permainan kesukaannya. Dengan demikian telah terjadi kontak social pada anak-anak.

Dengan bermain juga akan menimbulkan rasa kerjasama pada diri anak-anak. Misalnya ketika bermain bongkar pasang secara berkelompok. Mereka akan bekerjasama untuk memasang atau menyusun permainan tersebut hingga permainan tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Bermain membantu anak untuk membentuk pribadi yang aktif dan kreatif.

Begitu banyaknya manfaat dari bermain maka sebagai orang tua sudah sepantasnya untuk memahami anak untuk bermain. Akan tetapi bukan berarti anak dibiarkan bermain begitu saja tanpa pengawasan dari orang tua. Sebagai orang tua tetap harus mengawasi anak-anaknya ketika bermain. Mengawasi di sini bukan berarti mengekang tetapi lebih pada mengarahkan yang terbaik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline