Lihat ke Halaman Asli

Irvan Ulvatur Rohman

Irvan Ulvatur Rohman

Dilema Mahasiswa Semester Enam, Apa Kabar Masa Depan?

Diperbarui: 14 Maret 2021   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Memasuki awal tahun 2021 yang juga menjadi tanda adanya transisi semester atau yang lazim dikenal dengan kenaikan semester. Yup, tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan tak disangka perkuliahan saya akan segera berakhir, agak klise sih. 

Sebab saya masih di semester 6, ya meskipun demikian, banyak pihak mulai dari kakak tingkat saya, orang tua, bahkan sampai teman di medsos saja berargumen. Mulai siapkan diri menuju skripsi, awalnya saya mengira mereka hanya sekadar memancing kegundahan saya saja, sampai setelah saya telisik berbagai macam pengalaman mahasiswa yang akan menuju skripsi, barulah di situ timbul kesadaran yang terkesan terlambat. Selama ini kamu ke mana?

Masih lekat dalam pikiran, beberapa tahun lalu, tepatnya 2 tahun lalu, saya mengazamkan dalam diri untuk bisa semaksimal mungkin lulus tepat waktu. Banyak pihak juga yang memberikan sedikit motivasi agar saya sesegera mungkin menyelesaikan study S-1 di kampus tercinta saya.

Huft, agak sedikit risau memang mendengar pernyataan semacam itu, karena sedari dulu saya menyakini bahwa lulus tepat waktu bukanlah ajang gengsi atau apa pun itu, melainkan hanya satu, bukti menepati janji pada kedua orang tua. 

Bayangkan saja, selama ini orang tua telah berderma, berjuang tanpa pamrih, berteteskan keringat yang menandakan betapa besar kerja keras mereka hanya untuk memberikan saya masa depan yang prospektif, meski tidak dapat dipungkiri juga terdapat sebagian besar teman -- teman mahasiswa yang kuliah dengan biaya sendiri. 

Terlepas dari semua itu, dalam tulisan ini, saya meminta kepada pembaca yang arif dan bijaksana untuk berpikir menggunakan metode helicopter view atau memandang dari segala macam perspektif. 

Seperti yang sudah saya tuliskan pada bagian judul, yakni dilema mahasiswa akhir, apa kabar masa depan? Maka izinkanlah saya masuk pada problematika mahasiswa akhir lengkap dengan bagaimana cara untuk mengatasinya yang setidaknya sudah termaktub dengan sangat mantap di beberapa poin di bawah ini:

Antara Ekspektasi dan Realita

Jujur ini yang sangat saya pribadi rasakan, yakni dilema antara ekspektasi dan realita, bagaimana tidak? coba kalau dipikir -- pikir, ekspektasi yang ada di benak dan pikiran adalah skripsi itu gampang, tinggal ketak -- ketik, atau yang baru saja saya alami, magang itu gampang tinggal kerja aja, tapi faktanya tidak semudah itu ferguso. 

Masih banyak hal mendetail lain yang perlu menjadi atensi agar skripsi atau magang sekalipun berjalan seiring seirama serta berkesinambungan. Maka dari itulah, ketika memasuki semester akhir banyak sekali nilai komparasi signifakan yang akan kita rasakan secara ugal -- ugalan. 

Nah, untuk mengatasi hal semacam ini, kawan saya pernah berkata, "pasang target serealistis mungkin, kejar itu, dan yang terpenting konsisten." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline