Lihat ke Halaman Asli

Revolusi Mental bagi Para Guru Besar

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berita tertangkapnya Prof Musakkir, Guru Besar Ilmu Hukum dan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin sedang berpesta sabu di sebuah hotel di Makassar bersama rekan sesama dosen dan mahasiswa sungguh mengejutkan.

Dunia pendidikan kembali tercoreng citranya sebagai sebuah lingkungan idealis yang diisi oleh orang-orang berpendidikan dan diharapkan menghasilkan lulusan-lulusan terdidik pula, baik secara akademik maupun moral. Apa lacur, sesungguhnya revolusi mental itu harus dilakukan dari tempat-tempat yang dianggap baik, bersih, dan suci. Lingkungan pendidikan yang keramat itu harus dikembalikan marwahnya sebagai tempat menempa orang-orang baik oleh pendidik-pendidik yang baik.

Bila dikaitkan dengan kejadian demo mahasiswa baru-baru ini di Makassar, bisa jadi apa yang dilakukan oleh sang guru besar merupakan sebuah pelarian atau  bahkan tindakan masa bodoh. Sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, harusnya saat ini sedang grasak-grusuk mengurusi kasus demo mahasiswa yang berakhir anarkis. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, dengan mencari alasan untuk mengerjakan karya ilmiah, Prof Musakkir melipir ke hotel bersama rekan-rekannya yang memiliki hobi yang sama untuk mencari kesenangan sendiri.

Ah, betapa menyedihkan kabar ini. Prof Musakkir mungkin akan melakukan pembelaan diri secara hukum, karena ia sangat paham akan hal itu. Tapi secara sosial, hukuman sudah pasti ia terima. Ini harus menjadi pelajaran bagi semua orang terutama bagi para pembesar.

Mungkin ke depan, selain melaporkan harta kekayaan, pejabat-pejabat juga harus siap di tes urin untuk mencegah terjadinya hal-hal seperti ini. Atau lebih kesatria lagi (walaupun sang at kecil kemungkinan), para pejabat yang pernah mengonsumi sabu dan narkoba jenis lain sebaiknya terbuka dan siap untuk direhabilitasi. Hal ini untuk mengurangi kasus-kasus memalukan seperti ini.

Saatnya revolusi mental dimulai dari para guru besar, dosen, guru-guru, dan tenaga pendidik lainnya. Kalian adalah teladan bagi generasi penerus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline