Lihat ke Halaman Asli

Nikolaus Anggal

Hidup adalah perjuangan

Pembinaan Pancasila Memperkokoh Roh Kehidupan bersama Warga Bangsa Adaptif Menjawab Tantangan Arus Zaman

Diperbarui: 5 Agustus 2020   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkembangan tekonologi komunikasi sudah merasuki kehidupan manusia Indonesia, bahkan sudah menjadi bagian dari kehidupanan manusia Indonesia yang tak terpisahkan. Perkembangan teknologi komunikasi ini sangat menggembirakan karena berdampak positif, mempermudah berbagai macam aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Hal ini terjadi kalau manusia Indonesia memiliki identitas kebangsaan Pancasila memperkokoh roh kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara sebagai benteng pertahananan untuk menfilterisasi berbagai arus informasi yang masuk melalui perkembangan teknologi komunikasih.

Menyadarkan warga bangsa melalui pembinaan pancasila untuk memiliki kemampuan personal dalam memfilterisasi terhadap arus informasi ideologi asing yang masuk melalui teknologi komunikasih membutuhkan perjuangan panjang, membutuhkan kesabaran, membutuhkan pengornanan, membutuhkan komitmen, membutuhkan sikap adaptif dan kreativitas, membutuhkan kerendahan hati seperti tanah yang diinjak-injak oleh manusia, tetapi tanah tetap memberikan kehidupan kepada manusia.

Kualitas hidup seperti tanah yang menghidupkan itu penting bagi semua komponen yang terlibat dalam tim pembina pancasila. Karena manusia Indonesia lebih percaya pada orang yang menyatukan pengetahuan dan kelakuan, kata dan perbuatan.  

Oleh sebab itu, menjawab realitas perkembangan teknologi komunikasih yang merambah berbagai sektor kehidupan manusia tersebut, Pembinaan pancasila dibawah payung hukum yang sepakati bersama harus diwujudnyatakan dalam realitas kehidupan bersama sebagai bangsa.

Pembinaan pancasila harus digalakan baik secara teoritis maupun secara aplikatif  dalam tataran kehidupan praktis yang bisa dilihat, bisa dipahami, yang bisa diguguh atau ditiru, melalui contoh dan teladan hidup tokoh bangsa atau siapa pun yang menamakan diri orangtua atau orang dituakan untuk mewariskan nilai-nilai pancasila yang selaras dengan pengetahuan dan kelakuan, kata dan perbuatan.

Mengapa pembinaan pancasila secara teoritis dan praktek dalam realitas kehidupan harus seiring sejalan? Hal ini dituntut agar pengetahuan seseorang tentang pancasila dan kelakuan, kata dan perbuatan  seiring sejalan. 

Karena bangsa Indonesia belum membutuhkan orang yang tukang hafal, tetapi bangsa Indonesia membutuhkan kompetensi personal yang mampu yang diwujudnyatakan dalam realitas kehidupan bersama dalam keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

Menyadarkan masyarakat untuk menginternalisasikan nilai  pancasila dalam kehidupan praktis membutuhkan proses panjang bahkan berlangsung seumur hidup. Karena keterlibatan seluruh komponen bangsa dalam pembinaan pancasila merupakan suatu keharusan agar apa yang sudah dikonsepkan dalam undang-undang sebagai payung hukumnya dapat berjalan secara maksimal seperti apa yang kita harapkan bersama. Oleh sebab itu jika RUU HIP dikembalikan menjadi pembahasan awal, yakni pembinaan pancasila. Maka pembinaan pancasila memiliki payung hukum guna lebih menyosialisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila kepada warga bangsa.

Menurut hemad penulis pembinaan pancasila dalam berbagai tingkat usia mulai dari  penyadaran  atau membangun kesadaran diri sendiri memiliki kemauan, komitmen, niat yang tulus dari hati yang mendalam untuk belajar, memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur pancasila dalam bertutur kata, dalam bersikap dan bertindak dalam realitas kehidupan sehari-hari. Hal ini harus dipraktekan mulai dari dalam keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

Lebih jauh dari itu, pembinaan ini dilaksanakan mulai dari komunitas kecil sampai pada komunitas besar bangsa Indonesia. Karena itu dalam proses pembinaan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan seperti orangtua, guru, tokoh masyarakat. Dengan demikian pihak-pihak yang terlibat di dalam proses pembinaan pancasila memberi kesaksian hidup di lingkungannya masing-masing sehingga warga lingkungan dari komunitas kecil sampai pada komunitas besar akan menghayati nilai-nilai pancasila secara sadar dan bertanggung baik kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan pembinaan pancasila warga bangsa akan mempelajari dan menghayati nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari demi menciptakan kehidupan yang harmonis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline