Ciawigebang, 12 September 2025 - Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Ciawigebang, menjadi momen istimewa yang menggabungkan antara dimensi spiritual dan keorganisasian. Tema "Menyatukan Umat dengan Akhlak yang Mulia" yang diusung dalam acara Maulid Nabi di Desa Ciawigebang bukan sekadar slogan, melainkan inti dari seluruh rangkaian kegiatan. Melalui tema ini, acara tersebut menjadi pengingat bagi seluruh umat akan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW sebagai landasan persatuan.
Pesan utama yang disampaikan adalah bahwa persatuan sejati tidak dapat dicapai hanya dengan kesamaan fisik atau ideologi, melainkan melalui pengamalan sifat-sifat luhur Nabi Muhammad SAW. Peringatan maulid nabi di mulai dengan penampilan tim hadrah dari Jami'iyah sholawat hadrah himmaturrasul. Kemudian dilanjut dengan pelantikan pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Masjid Besar At-Taqwa Desa Ciawigebang periode 2025-2030.
Sumber: Pemerintah Desa Ciawigebang
Dalam sambutannya, K.H. Miftah (Ketua Panitia dan Ketua DKM Masjid Besar At-Taqwa) mengucapkan rasa syukur yang mendalam atas kelancaran penyelenggaraan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, termasuk pemerintah desa dan masyarakat. Sehingga acara dapat berjalan dengan sukses.
Bapak Yayat Hidayat (Kepala Desa Ciawigebang) turut serta menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menyukseskan acara ini. Beliau berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi perayaan. Ttetapi juga dapat menjadi sarana untuk evaluasi diri dan pengingat bagi semua umat muslim akan ajaran serta keteladanan Rasulullah SAW.
Sumber: Pemerintah Desa Ciawigebang
Seperti yang diketahui bersama, nabi adalah sosok mulia yang diakui baik oleh kawan maupun lawan. Bukan karena harta atau rupa, melainkan karena akhlaknya yang agung. Beliau menyoroti dua inti akhlak Nabi:
1. Syaridul haya (rasa malu dan rendah diri di hadapan Allah), yang menunjukkan kerendahan hati nabi dihadapan allah. Meskipun sudah dijamin masuk surga, nabi tetap melakukan salat malam hingga kakinya bengkak, yang mengajarkan kita untuk selalu menggunakan nikmat di jalan Allah.
2. Tawadhu (rendah hati), nabi Muhammad SAW selalu bersikap rendah hati terhadap sesama manusia dan berinteraksi dengan penuh musyawarah, termasuk dengan para sahabatnya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa meneladani Nabi memiliki berbagai tingkatan hukum, yaitu wajib, sunnah, mubah, dan haram, tergantung pada konteksnya. Ceramah ini ditutup dengan doa bersama dan pembacaan shalawat Syifa yang memberikan sentuhan spiritual yang mendalam bagi seluruh jamaah yang hadir. Acara ini menunjukkan betapa kuatnya kebersamaan dan semangat keagamaan di Desa Ciawigebang.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Ciawigebang terbukti menjadi magnet bagi banyak kalangan. Antusiasme masyarakat terlihat sangat tinggi. Tidak hanya dari warga desa Ciawigebang sendiri, tetapi juga dari masyarakat luar desa dan sekitarnya yang ikut membanjiri lokasi acara.
Kehadiran masyarakat dari berbagai desa seperti masyarakat desa cidahu, masyarakat desa cihideung bahkan masyarakat desa cikeusik menciptakan suasana yang penuh semangat dan khidmat mulai dari prosesi pelantikan pengurus DKM hingga mendengarkan ceramah yang penuh inspirasi. Kemeriahan dan besarnya antusiasme ini menunjukkan bahwa peringatan Maulid Nabi tidak hanya sekadar tradisi, melainkan juga momen penting untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan keimanan di antara masyarakat. Dengan demikian, peringatan Maulid ini bukan hanya perayaan kelahiran, melainkan momentum untuk merevitalisasi persatuan umat, menjadikan akhlak mulia sebagai fondasi utama untuk membangun masyarakat yang damai, harmonis, dan bersatu.