Lihat ke Halaman Asli

Lorong Gelap

Diperbarui: 9 Maret 2023   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi

Ada sebuah kisah yang jauh sekali dari negeri antabrantah. Kisah seorang gadis yang tinggal dekat dengan danau yang indah dan di sekelilingnya terdapan hamparan luas rumput hijau. wilayah itu hanya beberapa rumah saja yang tinggal termasuk rumah si gadis ini. di tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya. Gadis selalu ceria dan menyukai permainan air bahkan dia sangat suka dengan hujan. Saking senangnya dengan hujan waktu itu ibu melarang gadis untuk bermain saat hujan karena gadis baru sembuh dari sakit. Namun gadis dengan banyaknya akal mengendap pergi saat ibu pergi dan ya alhasil dia kena omel setelah tertangkap basah oleh ibu. Hal itu tetap menjadi kebiasaan gadis hujan sungguh menyenangkan. Gadis tiap hari membantu ayah ibu untuk menyiapkan semua keperluans saat sekolah. setelah membuat bekal gadis berangkat bersama ayah untuk ke sekolah. hari demi hari terlewati dengan begitu rapi seolah tidak ada celah masalah dalam hidup gadis. namun di pertengahan ujian kelulusan gadis ayah gadis jatuh sakit. gadis dengan berbagai cara membantu ayahnya sembuh, membawa ayah berobat kesana kemari tapi usahanya sirna seperti sudah tertutup oleh untuk mendapatkan bantuan. gadis melihat ayah yang kesakitan tidak tega kedua adik gadis pun ikut membantu merawat ayah. Alam berkata lain setelah hampir satu minggu ayah menahan rasa sakit sore itu saat gadis pergi mencari obat ayah tidak tertolong. sungguh hancur dan patah hati gadis. gadis tidak tahan melihat semuanya ia merasa telah membunuh ayahnya seharusnya ia bisa menolong dengan kekuatan yang gadis punya. entah kenapa hari demi hari gadis hanya seperti melawati lorong gelap. semua seakan tahu perasaan gadis memberikan semangat bahkan sejuta nasihat untuk terus melanjutkan hidup. gadis tahu itu. gadis tahu betul bahwa kehidupan antara gadis dan ayahnya sudah berbeda. harapan bahagia seakan menjuntai k bawah jurang  makin dalam dan tidak terlihat. kadang lupa namun kembali merasakan sakit. gadis merasa belum pernah membuat ayah bahagia, membelikan barang untuk ayah, menyuapi ayah, memeluk ayah, mencium ayah. gadis merasa semua yang akan dia hadapi hanya sebuah metafora untuk tetap melanjutkan hidup saja. gadis tetap tinggal dalam kesedihan. gadis hanya ingin mengucapkan terima kasih ayah untuk semua, dan maaf karena aku terlahir sebagai anak ayah. hujan menjadi hal yang paling dibenci gadis, semua rasa senang, kebersamaan dengan orang lain, memiliki perasaan dengan orang lain gadis membenci itu semua. dia tidak ingin baik- baik saja. karena saat dia merasa baik- baik saja dia akan merasa tersiksa dan mengingat kembali ayah.... 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline