Lihat ke Halaman Asli

Ngudi Tjahjono

Menyukai menulis dan menggambar

Prinsip Keseimbangan di Alam

Diperbarui: 10 Agustus 2022   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Memahami istilah "keseimbangan" biasanya melibatkan setidaknya dua pihak yang berada pada posisi berlawanan. Namun tidak selalu demikian, karena ada beberapa kasus yang tidak harus dipahami sebagai dua pihak yang berseberangan. 

Contohnya, sebuah meja yang berkaki tiga akan menjadi tidak seimbang jika salah satu kakinya patah. Beban meja didukung oleh ketiga kakinya secara merata, yaitu beban meja dibagi tiga. Ketika salah satu kakinya patah, maka sepertiga beban ini tidak ada yang menanggungnya. Akibatnya meja tersebut akan terguling. Pada saat itulah terjadi ketidakseimbangan itu.

Seimbang, secara sederhana, biasanya dipahami seperti timbangan barang yang terdiri atas dua lengan, kiri dan kanan. Pada saat kedua lengan itu diberi beban yang sama beratnya, maka dikatakan seimbang. Ketika berat bebannya tidak sama, maka dikatakan tidak seimbang. Pengertian ini benar, namun tidak hanya seperti itu.

Untuk memahami lebih lanjut, marilah kita simak ayat Al Qur'an berikut ini!

"(Dzat) yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang (cacat)?" (Q.S. Al Mulk [67]: 03)

Sekali lagi, memahami keseimbangan bukanlah sekedar sama berat antara lengan kanan dan lengan kiri seperti pada timbangan. Namun lebih dalam dari itu.

Untuk mudahnya saya berikan sebuat contoh. Ke dalam sebuah gelas dituangkan air panas mendidih. Air panas akan membuat bahan gelas memuai. Namun, gelas itu pun juga berusaha untuk bertahan agar tetap kuat, jangan sampai pecah. Pada peristiwa ini ada dua kekuatan yang bekerja, yaitu:

  • Kekuatan air panas untuk merusak gelas (daya rusak).
  • Kekuatan gelas untuk bertahan (daya tahan).

Pada peristiwa ini, kondisi yang mungkin terjadi adalah:

  • Jika daya tahan lebih besar dari daya rusak, maka gelas akan tetap utuh.
  • Jika daya tahan sama dengan daya rusak, maka gelas masih tetap utuh, namun genting (kritis).
  • Jika daya tahan lebih kecil daya rusak, maka gelas akan pecah.

Pada kondisi (1) dan (2) disebut seimbang, sedangkan pada kondisi (3) disebut tidak seimbang. Kondisi seimbang adalah kondisi aman (stabil), sedangkan kondisi tidak seimbang adalah kondisi kerusakan (ketidakstabilan atau labil). Dua kekuatan (daya) ini, secara potensial, ada di dalam alam secara makro maupun mikro.

Contoh potensi daya pada diri manusia:

  • Pada fisiknya ada potensi daya untuk merusak dan ada potensi daya untuk bertahan.
  • Pada jiwanya ada potensi daya untuk merusak (egoisme, nafsu) dan potensi daya untuk bertahan (iman, hati, akal sehat).

Fenomena keseimbangan ini ada pada apapun di alam ini, seperti: benda-benda mati, makhluk hidup, lingkungan hidup, tubuh dan jiwa manusia, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, kehidupan bernegara dsb. Kondisi seimbang meliputi kestabilan, kedamaian, kemapanan, kebahagiaan dan sejenisnya. Kondisi tidak seimbang meliputi kerusakan, kehancuran, musibah, penderitaan dan sejenisnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline