Lihat ke Halaman Asli

Nicodima Wigonesti Murani

Living in paradise : Indonesia

Girls, Cuti Haidmu Dilindungi Undang-undang

Diperbarui: 10 Agustus 2019   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: kompas.com/Shutterstock

Pertama kali saya haid kelas 1 SMP. Entahlah ada rasa malu mengetahui saya sudah haid. Mungkin pada masa saya, sex education masih kurang atau dianggap tabu baik di dalam keluarga ataupun di lingkungan sekolah.

Saat itu banyak orang tua yang tidak memberi tahu anak gadisnya jika semua wanita akan mengalami yang namanya haid atau menstruasi dan itu adalah hal yang wajar terjadi. Artinya organ reproduksi sudah siap jika terjadi kehamilan.

Buat saya hari-hari menjelang haid saja sudah sangat menyiksa. Badan terasa lebih gemuk, kedua payudara serasa bengkak dan keras, belum lagi rasa sakit di bawah perut seperti kram.

Saat darah haid mulai mengalir, perut bagian bawah lebih sakit seperti diremas-remas dan sakitnya menjalar hingga ke pinggul bagian belakang. Ada rasa sama seperti ingin buang air besar, badan rasanya lemas, muka pucat, rasanya malas untuk pergi ke sekolah dan ingin berbaring di tempat tidur. Yang menyebalkan kadang muncul jerawat di wajah.

Rasa sakit ini biasanya 2 hari di awal haid, setelah itu kondisi badan mulai membaik. Rasa sakit mulai berkurang dan mulai nyaman untuk beraktivitas lagi.

Masalah yang saya alami bukan hanya rasa sakit saat menjelang dan di awal menstruasi. Selama masa haid, kurang lebih satu minggu adalah masa saya tidak bebas bergerak dan beraktivitas.

Saat duduk di kelas saya berusaha tidak banyak bergerak. Ketika berdiri dari kursi atau saat berjalan sering cek ke belakang rok saya apakah tembus atau tidak. Apalagi saat harus mengenakan seragam sekolah rok warna putih karena hampir setiap kali darah haid tembus ke rok dan terpaksa harus saya cuci bagian rok yang tembus, walaupun tidak hilang hanya berkurang saja.

Untuk jaga-jaga biasanya saya bawa jaket jika sampai tembus ke rok, saya ikat jaket di pinggang untuk menutupi. Pada masa itu kita bisa menebak jika anak perempuan memakai jaket di pinggangnya biasanya sedang datang bulan.

Dulu pembalut belum banyak seperti sekarang. Hanya ada 2 merek seingat saya dan modelnya sama. Tidak ada pembalut untuk siang atau untuk malam hari, tidak ada pembalut bersayap, yang mana baru ada saat saya SMA.

Semua wanita yang mengalami datang bulan pasti ada rasa sakit. Ini normal. Aneh jika tidak ada rasa sedikitpun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline