Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Mengapa Orang Takut Kehilangan "Knight" dalam Permainan Catur?

Diperbarui: 22 Maret 2021   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permainan catur | Pixabay

Bagaimana sejarah menceritakan pentingnya knight dalam sebuah permainan catur? Lanjut membaca artikel ini.

Jika anda pernah melihat seorang maestro (pecatur) bermain catur maka anda pasti melihat bagaimana ia menyerang dengan kuda (Knight) dan usaha untuk melindungi kedua kudanya jika ada ancaman dari lawan. Menakjubkan kan?

Berulang kali saya bermain catur, saya tidak akan kehilangan Knight jika lawan juga kehilangan Knight atau setidaknya lawan kehilangan Queen. Bukan karena saya seorang maestro catur tetapi saya lebih memilih kehilangan Benteng (Rook) daripada kehilangan Knight dalam sebuah pertarungan catur.

Bukan hanya saya, beberapa teman saya yang lebih "jago" (hebat) memainkan pion-pion catur pun lebih takut kehilangan Knight di awal permainan daripada Bishop dan Rook. Kenyataan ini membuat sebuah kesimpulan bahwa hampir semua pecatur menganggap kekuatan Knight diatas Rook dan Bishop dan hanya kalah dari Queen.

Lalu mengapa seorang pecatur tidak ingin kehilangan Knight di awal permainan dibandingkan dengan Bishop atau Rook?

Catur atau yang disebut sebagai Chess dalam bahasa Inggris merupakan permainan yang diyakini berasal dari permainan India, chaturanga (yang menjadi asal nama catur) sekitar abad ke-7. Tapi, buah-buah catur tersebut diperkirakan mendapat bentuknya yang dikenal saat ini pada akhir abad ke-15 di Spanyol.

Sebelum abad ke-15, dalam masa feodalisme Eropa, Knight yang juga disebut sebagai Ksatria merupakan tulang punggung kekuatan dan kekuasaan dalam suatu pemerintahan feodal. Artinya tanpa para Ksatria pemerintah feodal yang dielu-elukan pada zaman itu tidak berarti apa-apa, sebab di masa tersebut, kekuatan militer menentukan kokoh atau tidaknya seorang bangsawan dan Lord (raja) (Alfi Arifian, 2017).

Ksatria pada zaman feodal identik dengan laki-laki yang ideal atau setidaknya yang jago berkelahi, berani bertarung sampai mati, setia dengan sumpahnya, setia kepada tuannya dan melindungi para kaum bangsawan termasuk raja.

Pasukan Ksatria zaman feodal

Bukan hanya itu, para Ksatria juga identik dengan pasukan yang menunggangi kuda sehingga biasanya disebut sebagai kumpulan prajurit berkuda. Hal ini juga menjadi kode tersendiri bagi para Ksatria tersebut yang biasanya disebut dalam bahasa Perancis sebagai Chevalier yang berarti Ksatria Berkuda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline