Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Nasi "Rasa Iptek Nuklir" Hasil Inovasi Batan

Diperbarui: 23 Oktober 2020   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Saya sedang tidak berada di lahan persawahan, tapi saya berada di lahan Green House milik Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jumat, Jakarta Selatan, yang tidak begitu jauh dari Terminal atau Halte Bus Trans Jakarta Lebak Bulus. 

Kawasan Nuklir di Pasar Jumat ini memang penelitiannya dikhususkan untuk bidang pertanian, pangan, peternakan, industri, dan lingkungan. 

Sementara itu, Kawasan Nuklir Batan yang di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Banten, yang beberapa hari lalu saya kunjungi dikhususkan untuk bidang kesehatan, pertambangan, dan energi.

Dalam satu area lahan Green House ini ditanami beragam jenis padi. Tapi ini bukan sembarang padi, melainkan padi yang dihasilkan dari bibit yang sudah diberi sentuhan iptek nuklir. 

Bibit padi yang sudah diberi sinar radiasi  ini akan menghasilkan varietas bibit padi unggulan. Nah di lahan ini, nanti dipilih varietas padi yang terbaik. Artinya, dari satu lahan ini belum tentu semuanya menghasilkan yang terbaik. 

Yang terbaik inilah nanti diujicobakan di lahan pertanian sesungguhnya. Batan akan bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, Pemda, Kelompok Tani di suatu wilayah, dan pihak swasta. 

Terkadang juga pemerintah dan pemda yang menjemput bola meminta Batan untuk menghasilkan varietas padi yang sesuai dengan lahan setempat.

Sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024, fokus kegiatan PAIR di bidang pertanian adalah menghasilkan varietas baru dengan produktivitas yang tinggi. 

Nah, Kamis (22/10/2020) kemarin saya dan beberapa kawan yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mapiptek) berkesempatan mengunjungi lahan tersebut.

Kunjungan ini dalam rangka mengenal lebih dekat iptek-iptek nuklir yang dihasilkan Batan, lembaga yang lahir pada 5 Desember 1958. Yang berarti lembaga ini berusia 62 tahun pada Desember mendatang.

Apakah saya tidak takut terkena bahaya radiasi? Awalnya sih begitu. Mendengar kata nuklir, saya (dan mungkin sebagian besar masyarakat) sudah terlanjur takut, membayangkan akan bahaya radiasinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline