Lihat ke Halaman Asli

Naraya Syifah

Perempuan Penggembala Sajak

Cemamat (Cerita Malam Jumat) Bocah Lelaki di Kamarku

Diperbarui: 5 Januari 2023   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar juga diambil dari Terakurat 

Namaku Juliana (nama samaran). Aku tinggal di Kabupaten Indramayu Kecamatan Haurgeulis di sebuah Desa A. Aku ini termasuk salah satu orang yang biasa orang sebut punya kelebihan dalam melihat hal-hal yang tak kasat mata. Sependek ingatanku, aku mulai melihat mereka semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) tepatnya setelah aku mengalami sakit yang di luar nalar.

Rumahku bertempat di sebuah pemukiman yang lumayan padat dengan penduduk. Namun sebelum rumah ini dibangun, rumahku adalah lahan kosong yang banyak ditumbuhi pohon bambu. Menurut cerita Nenek dan orang-orang sekitar, dulunya di hutan bambu ini memang terdapat penunggunya yang menyerupai seorang perempuan.

Awal mula kisah pertemananku dengan dia, seorang bocah yang mendiami kamarku, kurang lebih tiga atau empat tahun yang lalu berangkat dari sebuah kebiasaanku sebelum tidur yang harus mendengarkan musik terlebih dahulu.

Setiap malam, aku memang rutin mendengarkan radio yang ada di ponselku kemudian aku bisa tertidur. Hingga pada suatu malam, entah jam berapa aku tidak mengingatnya, tetapi tiba-tiba saja volume HP-ku terus berubah semakin kencang hingga memekakan gendang telingaku. Tanpa berpikir apapun aku mengambil ponselku dengan hati kesal kemudian mengecilkan volumenya.

Setelah kembali kusimpan, volume suaranya kembali mengeras lagi. Kuambil lagi, kemudian kuatur lagi volumenya menjadi lebih slow. Eh, volumenya malah semakin tak teratur. Dia terus saja membesar dengan sendirinya tanpa kusentuh. Hal itu membuatku semakin muak dan marah. Namun tak ada pikiran sama sekali bahwa aku tengah diganggu makhluk asing yang ada di kamarku. Saat itu aku masih bisa berpikir waras.

 “Oh, mungkin memang ponselku ini sudah eror,” pikirku dalam hati.

Akhirnya karena kesal, kumatikan saja ponselku, kusimpan di atas nakas lalu tertidur. Kejadian seperti itu kerap terulang setiap kali aku memutar radio, hal itu semakin menguatkan keyakinanku bahwa memang gadget-ku ini perlu di lem biru alias ganti dengan yang baru.

Beberapa hari kemudian, saat aku kembali memutar radio volumenya sudah seimbang. Tidak ada lagi suara yang tiba-tiba membesar kemudian mengecil lalu membesar lagi. Volumenya anteng-anteng saja seperti pada umumnya. Itu juga membuat aku terheran-heran karena beberapa hari ini gadget-ku ini tak bisa diatur. Eh, ternyata, kali ini bukan volumenya yang dimainkan, tetapi genre musik yang berubah-rubah. Seperti kaset kusut, seperti seseorang tengah sengaja memainkannya.

Ini sudah aneh dan di luar nalar. Bagaimana mungkin saluran radio tetiba berubah-rubah dengan sendirinya? 

Tak lama setelah itu, barulah dia menampakkan dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline