Lihat ke Halaman Asli

NaBe

Sedang doyan berfikir aneh

Belajar kepada Orang Bodoh

Diperbarui: 18 Juli 2019   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salam jumpa.

          Mungkin anda bertanya kenapa tulisan ini di beri judul tidak seperti ini, BELAJAR DARI ORANG BODOH?

          Terima kasih atas pertanyaan yang cerdas tentang judul ini. Eit, jangan langsung marah sebab memang orang bodoh yang mau bertanya dan hanya orang pintar yang bisa menjawab pertanyaan.

          Tapi jangan juga lekas bangga karena memang  ada pertanyaan pintar yang di jawab bodoh oleh orang bodoh atau orang pintar. Contoh pernahkah anda bertanya saat mencari suatu jalan?

          Pasti pernah. Lalu di mana letak bodoh dan pintarnya? Ok saya kasih tahu. Pada suatu hari di jalan mana entah  anda bertanya pada seorang yang di anggap kenal daerah tersebut, kemudian orang tersebut memberikan jawaban atas pertanyaan dari anda.

          Terus karena yakin jawaban tersebut adalah benar dan tidak salah. Anda pasti langsung terima tanpa ada perdebatan dan segera berangkat ke tempat tujuan. Namun sayang ternyata kenyataan yang ada tidak sesuai dengan teori. Anda tersesat.

          Akhirnya anda bertanya kembali kepada semua orang yang anda temukan. Syukurlah alamat yang anda cari akhir bisa di temukan. Pertanyaan kekinian adalah kenapa tidak pakai intenet sebagai peta? Jawabnya gampang, nggak ada pulsa, lowbat, sinyal hilang, atau hal terparah adalah anda tidak percaya dengan petunjuk dari internet. Memang ada kisah tentang tersesatnya para pengendara akibat petunjuk dari internet.

          Setelah sampai tujuan anda berfikir, ternyata gampang ke tempat tujuan cuma  belok sedikit sampai deh. Tapi kenapa tadi tersesat? Bolak balik nggak jelas? Padahal  tadi anda bertanya kepada orang sekitar.

          Nah kalau sudah begini harus ada orang yang pantas di vonis bersalah. Karena anda adalah tamu pasti belum mengenal daerah baru. Supaya bisa mengenal daerah tersebut anda pasti mengumpulkan data, contohnya bertanya kepada pemilik rumah alamatnya dimana, lalu bertanya kepada penduduk lokal tentang wilayah tujuan, membuka lembar peta dan pakai kompas, pakai peta dari internet.

          Lalu siapa yang pantas mendapat vonis bersalah? Apakah diri sendiri atau penduduk lokal? Mana yang enak?          Akhirnya anda bisa punya pikiran bahwa sebernarnya anda adalah korban.

          Memang pedih, Karena saya sering berfikir seperti itu. Namun karena bertambah banyak umur dan bertambah sedikit wawasan. Ternyata ada hal yang tersembunyi, yaitu pengalaman hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline