Lihat ke Halaman Asli

Nadiah Irbah Rosyadah

Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Keperawatan

Cegah Stunting Pada Anak Untuk Tumbuh Kembangnya

Diperbarui: 4 Oktober 2023   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stunting merupakan suatu kondisi dimana balita mempunyai panjang atau tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, balita stunting mempunyai nilai Z-score lebih rendah dari -2SD atau standar deviasi (stunting) dan lebih rendah dari -3SD (stunting berat).

Pada tahun 2017, sekitar 22,2% atau 150,8 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia mengalami stunting. Pada tahun 2010, angka stunting pada anak di seluruh dunia berjumlah 171 juta anak, dimana 167 juta anak di antaranya tinggal di negara berkembang. Angka stunting pada anak di Indonesia pada tahun 2017 adalah sebesar 29,6% dan meningkat dari pada tahun 2016, tepatnya 27,5%. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, proporsi anak yang mengalami stunting di Indonesia mencapai 37,2% (8,9 juta jiwa), dengan 19,2% anak menjadi pendek,18,0% menjadi sangat pendek. Angka stunting meningkat dari tahun 2010 dan 2007, masing-masing sebesar 35,6% dan 36,8%. Pada tahun 2013, tingkat stunting tertinggi di Indonesia terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur (51,7%), dan terendah Provinsi Kepulauan Riau (26,3%). Provinsi Lampung menduduki peringkat keenam nasional dari provinsi dalam hal stunting. Menurut catatan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung pada tahun 2015, angka prevalensi status gizi balita berdasarkan indeks TB/U pada tahun 2013 untuk tipe sangat pendek adalah 20,6% dan pada tahun 2007 adalah 22,6%, begitu pula pendek 16,1% pada tahun 2007.

Faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak usia dini adalah asupan energi, berat badan lahir, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga, kebiasaan orang tua dan keragaman pola makan.

Intervensi yang dapat dilakukan yaitu:

  • Memberikan asupan energi yang cukup melalui program makanan tambahan
  • Memberikan asupan zat gizi dan tablet Fe pada ibu hamil agar perkembangan janin optimal
  • Meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan
  • Membuka lapangan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga
  • Memberikan penyuluhan tentang pola asuh
  • Memberikan penyuluhan tentang makanan beragam



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline