Lihat ke Halaman Asli

Persiapan Menuju Ramadan dengan Perbanyak Puasa Sunah di Bulan Sya'ban

Diperbarui: 12 Maret 2024   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tribun Style 

Sya'ban (شَعْبَانَ) diambil dari lafaz شَعْبٌ yang artinya kelompok atau golongan, karena orang-orang Arab dahulu pada bulan tersebut berpencar-pencar untuk mencari sumber air untuk berperang setelah berakhirnya bulan Rajab (yang disucikan dan tidak boleh berperang pada bulan itu). Dinamakan Sya'ban karena bulan tersebut muncul di antara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadan.

Ibarat kedatangan tamu, penting bagi tuan rumah untuk mempersiapkan sambutan sebaik mungkin. Kita semua kaum muslimin adalah tuan rumah yang akan mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadan dengan memperbanyak amalan seperti puasa sunah di bulan Sya'ban. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam telah memberikan contoh begitu jelas pada kita sebagaimana disebutkan dalam hadis. Hal ini berdasarkan riwayat dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya'ban.” (H.R Bukhari nomor 1969).

Baca juga: Masih Punya Hutang Puasa Ramadan? Yuk, Segera Lunasi, Sob!

Bulan Sya'ban mempunyai arti penting dalam hal ini karena betapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih mengintensifkan puasa sunnah di bulan Sya'ban. Ini juga merupakan kesempatan besar untuk mengamalkan, dan bersiap mengikuti sunah secara sistematis dan berkelanjutan.

Di antara rahasia kenapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Sya'ban adalah karena puasa Sya'ban ibarat ibadah rawatib (ibadah sunah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana salat rawatib yang mengiringi salat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya'ban. Karena puasa di bulan Sya'ban sangat dekat dengan puasa Ramadan, maka puasa tersebut bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadan.

Kita akan segera terbiasa dalam memenuhi kewajiban puasa sepanjang bulan Ramadan dengan rutinitas ini. Ketakwaan sejati adalah buah yang tumbuh dari benih keimanan dan amal saleh. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memudahkan kita mengikuti suri tauladan kita untuk memperbanyak puasa di bulan Sya'ban. Semoga amalan penuh berkah di bulan Sya'ban memudahkan badan dan hati untuk lebih siap menyambut bulan Ramadan dalam menjalani ketaatan kepada Allah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline