Lihat ke Halaman Asli

Jokowi, Presiden Bank Dunia dan "Stunting"

Diperbarui: 4 Juli 2018   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi (kiri) dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim di Istana Bogor, Rabu (4/7/2018). Sumber foto : kompas.com

Hari ini, Rabu (4/7/2018) di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan dari Presiden Bank Dunia (World Bank) Jim Yong Kim, pria kebangsaan Amerika yang lahir di Korea Selatan. Salah satu poin utama dalam pertemuan tersebut ialah keinginan Indonesia untuk bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan "Stunting", yaitu masalah kurang gizi kronis pada balita yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi standar, akibatnya anak bertubuh pendek.

Jokowi menilai, persoalan stunting di Indonesia tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah sendiri, butuh kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pihak swasta. Kemajuan teknologi di dunia saat ini juga diharapkan turut membantu dalam penyelesaian persoalan stunting. Terobosan dari pemimpin Bank Dunia pun dibutuhkan.

Seberapa penting sebenarnya persoalan stunting? Di lansir dari Harian Kompas, persoalan stunting tidak bisa dianggap remeh, karena stunting dapat mengancam kualitas sumber daya manusia (SDM) dan produktivitas bangsa 20-30 tahun ke depan. Celakanya, saat itu merupakan saat di mana Indonesia mendapatkan bonus demografi (lebih dari 60 persen penduduk Indonesia berada di usia produktif). Maka, jika gizi dan kualitas SDM bermasalah, maka bonus demografi bisa saja kontraproduktif.

Sebagai informasi, saat ini Indonesia termasuk sebagai lima besar negara dengan angka stunting tertinggi di dunia. Terdapat 9 juta anak stunting di Indonesia dari total 159 juta anak stunting di seluruh dunia. Akibat terburuk dari stunting ialah otak yang gagal tumbuh.

Sejauh ini pemerintah telah menggelontorkan program pencegahan stunting di berbagai kabupaten. Pada 2019, program akan menyasar 160 kabupaten. Namun demikian, program terkendala sulitnya mendapatkan data jumlah stunting di desa. Untuk itu, masayrakat diminta terbuka dalam mengakui terjadinya kasus stunting di daerahnya agar program dapat berjalan efektif. Selain itu, warga diminta rutin membawa anaknya ke posyandu dan memberikan makanan 4 sehat 5 sempurna kepada anaknya.

Apa yang dilakukan Jokowi hari ini bersama Presiden World Bank dalam hal menyelesaikan persoalan stunting perlu diapresiasi. Tugas pemerintah, yakni menjaga dan meningkatkan kualitas SDM warganya, namun begitu peran keluarga juga menjadi faktor utama dalam pencegahan terjadinya stunting.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline