Lihat ke Halaman Asli

ranny m

maroon lover

"Who Can Decide a Dream"

Diperbarui: 7 Januari 2019   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tadi malam aku kembali memimpikanmu, Kak. Entah sudah berapa lama kau tak hadir di mimpiku, namun kini kau datang lagi,Kak. Apakah ini efek Dilan 1991 mau tayang, Kak?

"Hah? Apa hubungannya?" Dalam khayalku kau bertanya seperti itu.

Lalu kujawab, "Karena SMA. Kisah SMA. Kita bertemu saat SMA. Dan kau adalah alasanku untuk datang ke sekolah setiap harinya. Kau tahu Kak? Ah, pasti kau tak tahu! Waktu itu, ketika kau sudah lulus SMA, aku pernah bolos sekolah, Kak."

"Kenapa?" Sekali lagi khayalanku menggambarkan aku berbicara denganmu. Khayalan yang sama seperti SMA dulu. Saat setiap pagi kubuka mata, aku langsung berkhayal tentang obrolan-obrolanku denganmu. Yang naasnya, semua itu hanya khayalan.

Lalu kujawab, "Karena kau tak ada. Karena aku tak lagi melihat wajahmu di sekolah. Karena aku tak punya alasan untuk ke sekolah. Semangatku drop hingga ke titip minus. Karena kaulah alasanku melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah itu."

Aku selalu suka dengan cerita-cerita dengan latar waktu SMA, yah seperti Dilan. Bukan karena ceritanya, tapi karena masanya. Masa SMA-ku yang tak terlalu indah mungkin, atau bahkan bisa dikatakan ngenes, tapi bagiku itu terlalu sulit dilupakan. 

Buktinya, bahkan ketika 14 tahun berlalu, aku masih bisa memimpikanmu, Kak! But who can decide what they dream and dream I do? Aku nggak request untuk mimpiin kamu malam ini, Kak! Dan aku pun tahu kamu pun nggak request untuk hadir di mimpiku.

"Memangnya kamu mimpi apa semalem?" Lagi! Khayalanku menyeruakkan pertanyaan yang seolah darimu.

"Mimpi ketemu kakak. Kakak yang dulu."

"Memangnya sekarang aku berubah?"

"Hahaha nggak tau sih! Cuma liat dipostingan instagramnya kayak beda aja sama kakak yang dulu. Atau hanya masalah persepsiku aja ya? Aku yang mempersepsikan bahwa kakak begini dan begitu, tapi nyatanya sesungguhnya ya kakak itu bukan begini dan begitu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline